Memuat...

BMBPSDM Kementerian Agama RI

Memuat halaman...

Layanan Disabilitas

Ukuran Teks

Kontras

Pembaca Teks

Berita

Menjaga Harmoni di Tanah Wali, Puluhan Tokoh Agama Hadiri Penguatan Moderasi Beragama

Barjah

Penulis

Rabu, 15 Oktober 2025
Menjaga Harmoni di Tanah Wali, Puluhan Tokoh Agama Hadiri Penguatan Moderasi Beragama
Puluhan tokoh agama, pengurus majelis taklim, dan pengurus masjid di wilayah Cirebon antusias menghadiri kegiatan Penguatan Moderasi Beragama (PMB) yang diselenggarakan oleh BMBPSDM), Senin (14/10/2025) di Cirebon, Jawa Barat.

Cirebon (BMBPSDM)---Puluhan tokoh agama, pengurus majelis taklim, dan pengurus masjid di wilayah Cirebon antusias menghadiri kegiatan Penguatan Moderasi Beragama (PMB) yang diselenggarakan oleh Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM), Selasa (14/10/2025) di Cirebon, Jawa Barat.

Selain untuk menumbuhkan dan menguatkan pemahaman nilai-nilai moderasi beragama di lingkungan pendidikan guna membentuk generasi muda yang toleran, inklusif, dan berkarakter kebangsaan, PMB ini juga menekankan pentingnya menjaga kerukunan dan keharmonisan antarpemeluk agama.

Kepala BMBPSDM, Muhammad Ali Ramdhani, dalam arahannya kembali meneguhkan pentingnya membangun dialektika bersama dalam kerangka menciptakan iklim yang damai dan harmonis melalui kegiatan yang bertajuk penguatan moderasi beragama.

“Moderasi beragama itu adalah sebuah ikhtiar untuk membangun harmoni dengan pihak-pihak yang berbeda dengan cara tidak mendangkalkan nilai-nilai keagamaan,” ucapnya.

Moderasi beragama, kata Kaban Dhani, pada dasarnya adalah upaya mendekatkan umat beragama dengan ajaran agamanya. Semakin dekat seseorang dengan ajaran agamanya, maka ia akan tampil menjadi pribadi yang penuh cinta.

Mengutip atsar pemikiran dari Sayyidina Ali, Kaban Dhani menyampaikan bahwa mereka yang bukan saudara seiman adalah saudara dalam kemanusiaan. Sehingga, kita terlahir secara hakiki semuanya bersaudara.

“Semakin dekat dengan keimanan tentu saudaranya semakin lekat, tetapi tidak meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan,” terangnya.

Mengisahkan Rasulullah SAW yang senantiasa memperlakukan siapa pun dengan baik, dan dengan cara itulah kemudian agama masuk ke dalam ruang-ruang sunyi dalam kehidupan manusia.

“Yang menggerakkan hidup kita adalah qolbu. Jadi, bicara tentang cinta, merefleksikan makna cinta, itu adalah ajaran yang mendasar ketika kita bergaul dengan sesama,” tuturnya.

Sementara itu, KH. Buya Husein Muhammad, yang menyampaikan materi bertajuk “Menjaga Harmoni di Ruang Majemuk”, mengajak para peserta untuk melihat perbedaan sebagai anugerah, bukan sumber konflik. Menurutnya, keberagaman adalah bagian dari sunnatullah. 

Buya Husein juga menekankan bahwa implementasi moderasi beragama di tengah masyarakat majemuk seperti Cirebon harus dimulai dengan kesadaran akan pentingnya saling memahami dan memberi ruang bagi ekspresi keberagamaan yang damai dan toleran.

“Moderasi bukan berarti mencairkan prinsip agama, melainkan menjalankan nilai-nilai agama dengan sikap yang adil, seimbang, dan penuh kasih sayang terhadap sesama makhluk Tuhan,” imbuhnya.

Turut hadir pada kegiatan ini Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon, Prof. Dr. H. Aan Jaelani, Sekretaris BMBPSDM, Ahmad Zainul Hamdi, Kepala Bagian Umum Perpustakaan, dan BMN, Rizky Riyadu Taufiq. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang diskusi, tetapi juga momentum memperkuat komitmen bersama dalam membangun kehidupan keagamaan yang damai, adil, dan berkeadaban.

Kegiatan diakhiri dengan penyematan topi relawan moderasi sebagai mahkota sederhana bagi mereka yang menjaga kerukunan dan menebar nilai-nilai moderasi.

Barjah


Editor: Barjah

Fotografer: Barjah