Berita
Inilah Tantangan Generasi Alpha di Era Digital, Para Orang Tua Harus Tahu
Penulis

Ciputat (Balitbang Diklat)---Generasi Alpha lahir pada saat teknologi sudah maju pesat, dan media sosial sudah masif di tengah masyarakat. Menurut widyaiswara Kementerian Agama Aden Daenuri hal ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.
“Salah satu kelebihannya adalah anak-anak cenderung lebih terbuka terhadap perkembangan informasi yang mereka cari dengan mudah. Berbeda dengan zaman dahulu, harus bertanya ke para guru untuk mendapatkan suatu informasi,” ujap Aden saat menjadi salah satu narasumber acara Knowledge Sharing: Sesi Berbagi Pengetahuan, di Ciputat, Rabu (8/1/2025).
Pada acara yang membahas tuntas “Pendidikan Karakter di Era Generasi Alpha” tersebut, Aden juga menyebut bahwa terdapat kekurangan yang ada pada Generasi Alpha. Generasi ini lahir pada saat perkembangan teknologi semakin pesat. Mereka cenderung tidak menghargai orang tuanya ketika berbicara karena terlalu fokus pada gadget yang dimilikinya,” tambahnya.
Acara yang disiarkan langsung dari Smartclass Pusdiklat Teknis, dan melalui live streaming di YouTube dan Instagram Pusdiklat Teknis tersebut, juga menghadirkan widyaiswara Abdul Haris Pito. Menurutnya, selain Generasi Alpha yang lahir di fase teknologi yang telah berkembang secara pesat, ada pula Generasi Z.
Pito menambahkan, Generasi Z atau Gen Z ini juga lahir di masa transisi teknologi yang lebih digital. Ia menegaskan untuk tidak mengkhawatirkan generasi tersebut tidak memiliki etika. “Generasi Alpha ini kalau di lingkungan sekolah baru sekitar kelas enam SD. Bagi mereka, karakter itu belum terbentuk, masih dalam proses,” tuturnya.
Muh. Rizal sebagai generasi Alpha yang hadir pada acara tersebut, memberikan pandangan bahwa generasinya memang tidak bisa lepas dari gadget, bahkan sebelum lahirnya Generasi Alpha ini, teknologi pun sudah ada walaupun belum semaju saat ini.
“Bahkan, orang tua pun bermain teknologi dan gadget sebelum mereka melahirkan Generasi Alpha,” tutur pria kelahiran Konawe, Sulawesi Tenggara ini.
Rizal juga menyebut kalau gadget dapat mempengaruhi mental dan karakter. Menurutnya, gadget ini selalu mengajarkan segala hal secara instan. “Contohnya, dahulu orang-orang membeli makan harus jalan atau menaiki kendaraan terlebih dahulu. Berbeda dengan sekarang yang bisa diakses melalui aplikasi-aplikasi online yang ada di gadget,” ungkapnya.
Di akhir sesi, Nuraini yang memandu acara tersebut, memberikan pandangan bahwa orang tua tidak mungkin menolak perubahan karena anak-anak zaman sekarang berada di era digital. Jadi, orang tua pun harus mendidik anak sesuai zamannya.
“Jadi, saya kira menolak atau melarang menggunakan gadget justru akan menghambat mereka. Tapi bagaimana penggunaan digital kita jadikan alat untuk bimbingan agar anak-anak kita lebih bermanfaat bagi sesamanya,” tandasnya.
Editor: Barjah dan Abas
Fotografer: -
Terkini

Hari Santri: Meneguhkan Resolusi Peradaban melalui Moderasi Beragama
20 Oct 2025
Opini

Implementasi Jadi Kunci Agar Kebijakan Memberi Manfaat Nyata
20 Oct 2025
Berita

Dari Kampus untuk Indonesia: Gerakan Moral Mahasiswa Jadi Pelopor Moderasi Beragama
19 Oct 2025
Berita

Menag: Asia Tenggara Siap Jadi Pusat Peradaban Islam Baru
19 Oct 2025
Berita

Menag Menteri dengan Apresiasi Kinerja Tertinggi versi Poltracking Indonesia
19 Oct 2025
Berita
Berita Lainnya

Implementasi Jadi Kunci Agar Kebijakan Memberi Manfaat Nyata
20 Oct 2025
oleh Bayu Muhardianto

Dari Kampus untuk Indonesia: Gerakan Moral Mahasiswa Jadi Pelopor Moderasi Beragama
19 Oct 2025
oleh Neneng MK dan Rahmi Siregar

Menag: Asia Tenggara Siap Jadi Pusat Peradaban Islam Baru
19 Oct 2025
oleh Humas Kemenag

Menag Menteri dengan Apresiasi Kinerja Tertinggi versi Poltracking Indonesia
19 Oct 2025
oleh Humas Kemenag

Dua Pilar Hadapi PIPK 2025: Integritas Substansi dan Kelengkapan Administrasi
17 Oct 2025
oleh Abas