Berita
Mengapa Pendidikan Harus Berbasis Cinta? Ini Penjelasan Pakar
Penulis

Ciputat (BMBPSDM)---Presiden Direktur Mizan Group, Haidar Bagir, menegaskan bahwa cinta adalah inti dari pendidikan. Hal itu ia sampaikan dalam Training of Facilitator (TOF) Kurikulum Berbasis Cinta (KBC), program Kementerian Agama yang bertujuan menumbuhkan nilai kasih sayang dalam proses pembelajaran di madrasah.
Menurut Haidar, pendidikan tidak seharusnya berhenti pada capaian kognitif, tetapi juga menghidupkan rasa kasih dalam setiap interaksi. “Agama itu cinta dan cinta itu agama. Tidak ada agama tanpa cinta,” ujarnya mengutip pandangan Imam Ja’far di Ciputat, Minggu (7/9/2025).
Hadiar menilai sistem pendidikan selama ini terlalu menekankan aspek pengetahuan, sehingga mengabaikan pembentukan karakter emosional. “Jika cinta hanya diajarkan sebagai teori, ia kehilangan maknanya. Cinta harus dialami, menjadi energi hidup yang nyata,” jelasnya.
Dalam konteks KBC, Haidar menegaskan bahwa cinta bukanlah mata pelajaran tersendiri, melainkan diwujudkan melalui perilaku guru, suasana kelas, dan kultur madrasah. Guru, kata dia, memiliki tanggung jawab besar untuk menyalurkan cinta melalui keteladanan. “Pendidik yang penuh cinta akan mampu menghadirkan proses belajar yang menumbuhkan, bukan sekadar mengisi kepala dengan pengetahuan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Haidar menyebut cinta sebagai nilai universal yang melampaui batas agama dan identitas. Dari cinta, peserta didik dapat belajar menghormati perbedaan sekaligus membangun solidaritas sosial. “Cinta adalah ruh pendidikan yang akan melahirkan generasi penuh kasih sayang, peduli, dan bertanggung jawab,” katanya.
Menutup pesannya, Haidar mengingatkan bahwa tanpa cinta, pendidikan kehilangan arah. “KBC adalah jalan untuk menghidupkan kembali semangat itu. Mari kita jadikan cinta bukan hanya kata indah di buku, tetapi pengalaman nyata di ruang kelas dan kehidupan,” pungkasnya.
Editor: Barjah
Fotografer: -
Terkini

Tak Hanya Ngaji, Kini Santri Juga Jago Konten dan AI: Ini Programnya!
21 Oct 2025
Berita

Langkah Kemenag Wujudkan Asta Cita: dari Jaga Kerukunan untuk Pembangunan hingga Sejahterakan Guru
21 Oct 2025
Berita

Ketika Pesantren Disalahpahami: Tafsir Tunggal di Era Digital
21 Oct 2025
Opini

Hari Santri: Meneguhkan Resolusi Peradaban melalui Moderasi Beragama
20 Oct 2025
Opini

Implementasi Jadi Kunci Agar Kebijakan Memberi Manfaat Nyata
20 Oct 2025
Berita
Berita Lainnya

Tak Hanya Ngaji, Kini Santri Juga Jago Konten dan AI: Ini Programnya!
21 Oct 2025
oleh Halimah Dwi Putri

Langkah Kemenag Wujudkan Asta Cita: dari Jaga Kerukunan untuk Pembangunan hingga Sejahterakan Guru
21 Oct 2025

Implementasi Jadi Kunci Agar Kebijakan Memberi Manfaat Nyata
20 Oct 2025
oleh Bayu Muhardianto

Dari Kampus untuk Indonesia: Gerakan Moral Mahasiswa Jadi Pelopor Moderasi Beragama
19 Oct 2025
oleh Neneng MK dan Rahmi Siregar

Menag: Asia Tenggara Siap Jadi Pusat Peradaban Islam Baru
19 Oct 2025
oleh Humas Kemenag