Berita
Tak Hanya Islam, Survei Kemenag 2025 Targetkan Literasi Kitab Suci untuk Semua Umat Beragama
Penulis

Jakarta (BMBPSDM)---Kitab Suci menjadi salah satu bacaan paling banyak diakses masyarakat Indonesia berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik (BPS) 2024. Namun, Indeks Literasi Kitab Suci hingga kini belum ada pembandingnya di artikel terbitan Scopus sekalipun.
Karena itu, Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama mulai menyiapkan rencana penyusunan Indeks Literasi Kitab Suci Tahun 2025 melalui diskusi bersama berbagai lembaga dan perwakilan agama.
Ridwan Bustamam, Analis Kebijakan Pusat Penilaian Buku Agama, Lektur, dan Literasi Keagamaan menjelaskan bahwa Indeks Literasi Kitab Suci Tahun 2025 menjadi salah satu target data yang diminta oleh Bappenas, setelah sebelumnya Indeks Literasi Baca Tulis Qur’an diselenggarakan oleh Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) pada 2023. Pengukuran Indeks Literasi Kitab Suci ini diharapkan dapat menjangkau seluruh umat beragama di Indonesia, tidak hanya terbatas pada umat Islam.
“Bappenas berharap pengukuran tidak hanya dilakukan kepada umat Islam, tetapi juga menyasar ke seluruh umat beragama,” terang Ridwan dalam kegiatan Persiapan Pengukuran Indeks Literasi Kitab Suci BMBPSDM Kementerian Agama Tahun 2025 di Jakarta, Rabu (23/7/2025).
Untuk mengukur Indeks Literasi Kitab Suci tingkat provinsi hingga nasional, akan dilakukan survei literasi Kitab Suci. Survei ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi minat baca Kitab Suci di Indonesia.
Rencananya, survei akan dilakukan pada Agustus hingga September 2025 dengan melibatkan 7.000 responden di 38 provinsi. Hasilnya diharapkan dapat memberikan gambaran minat baca Kitab Suci di tingkat provinsi hingga nasional.
“Selain kemampuan menulis, kemampuan membaca juga harus dipastikan dapat distandarisasi untuk setiap agama. Apakah setiap agama menggunakan bahasa selain Indonesia layaknya Al-Qur’an yang menggunakan bahasa Arab,” ungkap Ridwan.
Kegiatan ini dihadiri 35 orang terdiri dari perwakilan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha), Pusat Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu, Pusat Penilaian Buku, Lektur, dan Literasi Keagamaan, Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemenag serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Editor: Sri Hendriani
Fotografer: -
Terkini

Tak Hanya Ngaji, Kini Santri Juga Jago Konten dan AI: Ini Programnya!
21 Oct 2025
Berita

Langkah Kemenag Wujudkan Asta Cita: dari Jaga Kerukunan untuk Pembangunan hingga Sejahterakan Guru
21 Oct 2025
Berita

Ketika Pesantren Disalahpahami: Tafsir Tunggal di Era Digital
21 Oct 2025
Opini

Hari Santri: Meneguhkan Resolusi Peradaban melalui Moderasi Beragama
20 Oct 2025
Opini

Implementasi Jadi Kunci Agar Kebijakan Memberi Manfaat Nyata
20 Oct 2025
Berita
Berita Lainnya

Tak Hanya Ngaji, Kini Santri Juga Jago Konten dan AI: Ini Programnya!
21 Oct 2025
oleh Halimah Dwi Putri

Langkah Kemenag Wujudkan Asta Cita: dari Jaga Kerukunan untuk Pembangunan hingga Sejahterakan Guru
21 Oct 2025

Implementasi Jadi Kunci Agar Kebijakan Memberi Manfaat Nyata
20 Oct 2025
oleh Bayu Muhardianto

Dari Kampus untuk Indonesia: Gerakan Moral Mahasiswa Jadi Pelopor Moderasi Beragama
19 Oct 2025
oleh Neneng MK dan Rahmi Siregar

Menag: Asia Tenggara Siap Jadi Pusat Peradaban Islam Baru
19 Oct 2025
oleh Humas Kemenag