Memuat...

BMBPSDM Kementerian Agama RI

Memuat halaman...

Layanan Disabilitas

Ukuran Teks

Kontras

Pembaca Teks

Berita

ASK Jadi Fondasi Kurikulum Berbasis Cinta

Selasa, 16 September 2025
ASK Jadi Fondasi Kurikulum Berbasis Cinta
Kurikulum Berbasis Cinta Coffee Night Talk โ€˜Cinta dalam Secangkir Kopiโ€™ yang diselenggarakan Pusat Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Pendidikan Keagamaan di Ciputat, Senin (15/9/2025).

Ciputat (BMBSPDM)---Pendidikan berbasis cinta tidak boleh berhenti pada pengetahuan, melainkan harus berujung pada pembentukan perilaku. Hal ini selaras dengan konsep ASK (Attitude, Skill, Knowledge) yang perlu mendapat perhatian khusus.

 

Pernyataan ini disampaikan Kepala Badan (Kaban) Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama, Muhammad Ali Ramdhani, dalam Kurikulum Berbasis Cinta Coffee Night Talk ‘Cinta dalam Secangkir Kopi’ yang diselenggarakan Pusat Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Pendidikan Keagamaan di Ciputat, Senin (15/9/2025).

 

“Dalam pendidikan, orang sering menyebut tujuan utamanya membentuk tiga hal dengan konsep ASK. Khusus hari ini, saya ingin menekankan pada perilaku,” ujar Kaban Dhani

 

 

 

Menurutnya, perilaku merupakan respons nyata manusia terhadap stimulus dari luar. Cinta yang mendidik berarti memberi ruang pada anak dan peserta didik untuk belajar menghadapi kenyataan, bukan hidup dalam kondisi permisif.

 

Kaban Dhani juga mengingatkan bahwa ekspresi cinta sejati seringkali tampak tidak sejalan dengan kelembutan, namun justru menyelamatkan. Ia mencontohkan, kritik dan teguran bisa menjadi bukti kasih sayang yang lebih mendalam daripada pujian kosong.

 

“Orang yang memujimu bisa jadi menjatuhkanmu. Tetapi orang yang mengkritikmu, sesungguhnya lebih sayang kepadamu,” jelas Kaban Dhani.

 

 

 

Melalui kerangka ASK, lanjutnya, pendidikan berbasis cinta harus mendorong keseimbangan antara pengetahuan, keterampilan, dan perilaku. 

 

Senada dengan hal tersebut, Sekretaris BMBPSDM Ahmad Zainul Hamdi menekankan bahwa cinta harus diwujudkan dalam tindakan, bukan sekadar definisi. “ Cinta hanya bisa didapatkan melalui tindakan mencintai,” ungkapnya.

 

Menutup arahannya, Kaban Dhani mengajak seluruh pihak menjaga etika sederhana yang ia sebut 7S: Sapa, Sopan, Salam, Santun, Senyum, Semangat, dan Sportif. “Hidup memang tidak sempurna, namun cinta akan menyempurnakan segala sesuatu,” tuturnya.

 

Acara ini berlangsung secara hikmat yang diikuti oleh para pengawas dan kepala madrasah se-Indonesia.

 

 


Editor: Abas

Fotografer: -