Berita
BDK Bandung Hadirkan Pelayanan Publik Berbasis Cinta di Era Digital
Penulis
Bandung (BMBPSDM)---Sebanyak 80 peserta yang terdiri atas penanggung jawab Sistem Informasi dan Manajemen untuk Pendidikan dan Pelatihan (SIMDIKLAT), pegawai, serta pengelola kediklatan Kementerian Agama dari 27 kabupaten/kota dan perwakilan Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat mengikuti Workshop Peningkatan Kompetensi dan Updating SIMDIKLAT yang dilaksanakan oleh Balai Diklat Keagamaan (BDK) Bandung.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, sejak Minggu hingga Selasa, 9–11 November 2025 ini bertujuan memperkuat tata kelola SIMDIKLAT sekaligus menumbuhkan paradigma layanan publik berbasis cinta. Melalui kegiatan ini, peserta juga diajak meningkatkan profesionalisme dan integritas dalam mengelola kediklatan serta beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital secara etis dan bertanggung jawab.
Sekretaris Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM), Ahmad Zainul Hamdi, menekankan pentingnya keseimbangan antara penguasaan teknologi dan penguatan nilai kemanusiaan. Menurutnya, kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) harus dipandang sebagai alat bantu, bukan pengganti peran manusia dalam proses belajar maupun pelayanan publik.
“AI dapat mempercepat pemahaman, tetapi tidak boleh menggantikan proses belajar. ASN harus tetap jujur, kritis, dan beretika dalam memanfaatkannya,” ujarnya di Bandung, Minggu (9/11/2025).

Pada kesempatan itu, Ahmad Inung—sapaan akrabnya—memperkenalkan konsep layanan berbasis cinta. Menurutnya, pelayanan ASN harus menekankan empati, keikhlasan, dan penghormatan terhadap masyarakat.
“Dengan semangat ini, pelayanan publik diharapkan lebih manusiawi dan tidak terjebak dalam birokrasi yang kaku,” ucap Ahmad Inung.
Salah seorang peserta, Mohammad Fikri Misbah, Analis Sumber Daya Manusia Aparatur UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, mengungkapkan bahwa kegiatan ini memberikan perspektif baru dalam menghadapi perkembangan teknologi.
“Saya semakin yakin bahwa kunci menghadapi era AI bukan hanya soal kemampuan teknis, tetapi juga bagaimana kita menjaga nilai-nilai kemanusiaan dalam pelayanan,” tegasnya.
Fikri juga menuturkan pentingnya menerapkan pemanfaatan teknologi secara bijak dalam pekerjaan sehari-hari, sambil tetap menumbuhkan empati, komunikasi, dan kepedulian kepada pengguna layanan. Dengan demikian, AI dapat menjadi mitra, bukan pengganti, dalam mewujudkan layanan publik berbasis cinta.
Melalui kegiatan ini, ASN Kementerian Agama diharapkan mampu menjadi pelopor pelayanan publik yang cerdas, beretika, dan penuh cinta, sejalan dengan semangat reformasi birokrasi menuju tata kelola pemerintahan yang profesional dan berintegritas.
Editor: Barjah
Fotografer: Hafidz Ramadhan
Terkini
Ekoteologi Jadi Kerangka Baru Pelestarian Lingkungan Berbasis Nilai Keagamaan
15 Nov 2025
Berita
Victor Rembeth: Kolaborasi Lintas Agama Penting dalam Penanggulangan Bencana
15 Nov 2025
Berita
Di Hadapan Mahasiswa Lintas Agama, Kaban Dhani Serukan Pesan Moderasi Beragama
15 Nov 2025
Berita
Kolaborasi Pusbangkom, IZI, dan LSP Kemenag Wujudkan Lembaga Zakat yang Akuntabel
14 Nov 2025
Berita
Lindungi Generasi Muda dari Paham Ekstrem, Moderasi Beragama Jadi Jawaban
14 Nov 2025
Berita
Berita Lainnya
Ekoteologi Jadi Kerangka Baru Pelestarian Lingkungan Berbasis Nilai Keagamaan
15 Nov 2025
oleh Bayu Muhardianto
Victor Rembeth: Kolaborasi Lintas Agama Penting dalam Penanggulangan Bencana
15 Nov 2025
oleh Bayu Muhardianto
Di Hadapan Mahasiswa Lintas Agama, Kaban Dhani Serukan Pesan Moderasi Beragama
15 Nov 2025
Kolaborasi Pusbangkom, IZI, dan LSP Kemenag Wujudkan Lembaga Zakat yang Akuntabel
14 Nov 2025
oleh Yanti Mentari
Lindungi Generasi Muda dari Paham Ekstrem, Moderasi Beragama Jadi Jawaban
14 Nov 2025
oleh Jafar Shodiq