Memuat...

BMBPSDM Kementerian Agama RI

Memuat halaman...

Layanan Disabilitas

Ukuran Teks

Kontras

Pembaca Teks

Berita

Buku Ekoteologi Kemenag Ditargetkan Rampung Oktober 2025

Barjah

Penulis

Kamis, 25 September 2025
Buku Ekoteologi Kemenag Ditargetkan Rampung Oktober 2025
Kepala BMBPSDM Kemenag RI, Muhammad Ali Ramdhani, menghadiri Uji Publik Buku Ekoteologi di Jakarta, Kamis (25/9/2025).

Jakarta (BMBPSDM)---Buku ekoteologi Kementerian Agama ditargetkan rampung pada bulan Oktober 2025. Hal ini disampaikan Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama, Muhammad Ali Ramdhani, saat Uji Publik Buku Ekoteologi di Jakarta, Kamis (25/9/2025).

Kaban Dhani -sapaan akrabnya- juga mengapresiasi tim penyusun dan perumus Buku Ekoteologi. Menurutnya, khasanah kita sangat kental dengan pluralisme, maka diharapkan masing-masing agama juga memiliki konsep ekoteologi. 

“Rumusan ekoteologi harus dibawa ke ruang yang lebih spesifik dan teknis. Ekoteologi tidak berhenti pada penghayatan dan pemikiran, tetapi harus teraktualisasi dalam ruang nyata,” ucapnya.

Kaban Dhani juga kembali menegaskan bahwa ekoteologi bukan sekadar wacana akademik, melainkan jalan praktis yang berangkat dari kesadaran akan rapuhnya dunia dan kebutuhan mendesak akan nilai-nilai keagamaan.

 

Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM), Muhammad Ali Ramdhani, mengapresiasi tim penyusun dan perumus Buku Ekoteologi

“Dunia semakin lama semakin rapuh dan harus segera ditolong dengan nilai-nilai keagamaan. Mengutip kaidah Latin mens sana in corpore sano — dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat,” katanya.

“Akal yang sehat hanya bisa lahir dari tubuh yang sehat. Sayangilah badan kita, sebab badan adalah tempat satu-satunya untuk menitipkan kehidupan, kebahagiaan, dan ibadah kepada Sang Pencipta,” sambungnya.

Kaban Dhani menambahkan, tubuh manusia sejatinya dapat diperluas maknanya sebagai lingkungan. Ketika lingkungan rusak, akal sehat manusia tidak terpelihara, kebahagiaan tergerus, bahkan proses penghambaan kepada Sang Khalik bisa terhambat karena dunia tidak menopang.

“Maka, mencintai diri dan lingkungan sejatinya adalah bagian dari penguatan nilai kemanusiaan itu sendiri,” tuturnya.

Baca juga: Masuk Tahap Uji Publik, BMBPSDM Kawal Penyusunan Buku Ekoteologi


Editor: Barjah

Fotografer: Barjah