Berita
Data Jadi Basis Kebijakan, Skor Indeks Keberagamaan Mahasiswa PTKI 88,40
Penulis
Jakarta (BMBPSDM)---Kebijakan pembinaan keagamaan di perguruan tinggi kini semakin diarahkan berbasis pada data dan riset. Hal ini ditegaskan dalam seminar bertajuk “Indeks Keberagamaan Siswa dan Mahasiswa” yang digelar Pusat Strategi Kebijakan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Pustrajak Penda) BMBPSDM Kementerian Agama RI di Jakarta, Rabu (29/10/2025).
Hasil survei nasional menunjukkan bahwa tingkat keberagamaan mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) berada pada skor 88,40, masuk kategori sangat tinggi. Temuan ini menegaskan bahwa pembinaan keagamaan di lingkungan PTKI berjalan kuat dan berdampak secara nyata pada karakter mahasiswa.

Kepala BMBPSDM Kemenag RI, Muhammad Ali Ramdhani, dalam arahannya menegaskan bahwa rumusan kebijakan pendidikan agama harus bertumpu pada evidence-based policy, bukan asumsi.
“Kita ingin kebijakan yang lahir bukan hanya berdasarkan asumsi, tetapi bertumpu pada data yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan,” ujarnya melalui Zoom Meeting dari arena AICIS UIII.
Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini menyebut indeks keberagamaan sebagai instrumen penting untuk memastikan arah pembinaan keagamaan tetap selaras dengan kebutuhan generasi muda dan tantangan ekosistem digital.
Kepala Pustrajak Penda BMBPSDM, Rohmat Mulyana Sapdi, sebelumnya menyampaikan laporan bahwa penyusunan indeks ini merupakan mandat strategis BMBPSDM untuk memastikan kebijakan di bidang pendidikan agama berbasis pada pengukuran yang terstandar.
“Melalui seminar ini, kita tidak hanya mendiskusikan hasil, tetapi juga memastikan bagaimana data tersebut menjadi panduan intervensi kebijakan yang lebih tepat sasaran,” kata Rohmat Mulyana.
Ritual Perlu Diperkuat
Peneliti Alvara Research Center Lilik Purwandi menuturkan, survei Indeks Keberagamaan Mahasiswa PTKI dilakukan dengan survei tatap muka yang dilakukan tim riset Alvara Research Center pada rentang waktu 26 Juni - 10 Juli 2025.
“Ada 1.200 responden berusia mulai 17 hingga 25 tahun yang seimbang antara pria dan wanita. Mereka dilibatkan dan dipilih dengan metode multistage random sampling,” paparnya.
Paparan hasil survei oleh Alvara Research Center menunjukkan bahwa dimensi ideologis memperoleh skor tertinggi yaitu 94,09, mencerminkan keteguhan akidah mahasiswa PTKI. Sementara dimensi ritual/peribadatan menjadi yang terendah yaitu 82,88, khususnya pada praktik ibadah sunnah.
Pengukuran indeks melibatkan 1.200 responden dari PTKIN dan PTKIS di 29 provinsi, dengan sebaran terbesar di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui survei kuesioner dan wawancara terstruktur.
Indeks keberagamaan diukur melalui lima dimensi utama. Pertama, ideologi/akidah. Kedua, ritual/peribadatan. Ketiga, pengalaman spiritual. Keempat, intelektual/pengetahuan keagamaan. Kelima, konsekuensi sosial (akhlak dan toleransi). Bobot tertinggi terdapat pada dimensi intelektual dan konsekuensi sosial, masing-masing sebesar 0,23.
Peran Penting Kampus
Dari sisi faktor pendorong, ekosistem sosial kampus menjadi penentu paling dominan terhadap penguatan keberagamaan mahasiswa, disusul media digital dan latar belakang keluarga.
“Data ini menegaskan bahwa pembinaan keberagamaan tidak hanya bergantung pada bahan ajar dan kurikulum, tetapi sangat dipengaruhi oleh komunitas kampus dan budaya akademik yang terbentuk,” jelas Lilik.
Seminar ini dihadiri oleh 40 peserta, terdiri dari peneliti BRIN, akademisi, dan perwakilan dari Direktorat Pendidikan seluruh Ditjen Bimas agama. Diskusi dan tanya jawab menjadi langkah strategis dalam merumuskan kebijakan lanjutan, khususnya untuk penguatan dimensi ritual dan praktik ibadah mahasiswa.
(Ova)
Editor: Dewi Ayu Indah Diantiningrum
Fotografer: -
Terkini
Santri Dituntut Jadi Inovator Digital: Transformasi Kitab Kuning Menjadi Konten Inspiratif
30 Oct 2025
Berita
Indeks Literasi Kitab Suci 2025: Potret Layanan Keagamaan Berdampak
29 Oct 2025
Berita
Apa Makna di Balik Transformasi Balai Litbang Agama?
29 Oct 2025
Berita
Tantangan Menuju Scopus: Jurnal 'Harmoni' Diingatkan Waspadai Plagiasi dan Tingkatkan Mutu Reviu
29 Oct 2025
Berita
Kongres PMMBN 2025: Kaban Dhani Tegaskan Pentingnya Sikap Ini!
28 Oct 2025
Berita
Berita Lainnya
Santri Dituntut Jadi Inovator Digital: Transformasi Kitab Kuning Menjadi Konten Inspiratif
30 Oct 2025
oleh Halimah Dwi Putri
Indeks Literasi Kitab Suci 2025: Potret Layanan Keagamaan Berdampak
29 Oct 2025
oleh Dewi Ayu Indah Diantiningrum
Apa Makna di Balik Transformasi Balai Litbang Agama?
29 Oct 2025
oleh Bayu Muhardianto
Tantangan Menuju Scopus: Jurnal 'Harmoni' Diingatkan Waspadai Plagiasi dan Tingkatkan Mutu Reviu
29 Oct 2025
oleh Abas
Kongres PMMBN 2025: Kaban Dhani Tegaskan Pentingnya Sikap Ini!
28 Oct 2025
oleh Nurlaila Azzahro