Berita
Jati Diri ASN Terbentuk dari Kebiasaan, Bukan Jabatan
Penulis

Surabaya (BMBPSDM)---Jabatan, gelar, atau posisi struktural bukanlah ukuran utama untuk menilai jati diri seorang aparatur sipil negara (ASN). Karakter sejati ASN justru tercermin dari kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten setiap hari.
Pesan ini disampaikan Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama, Muhammad Ali Ramdhani, saat memberikan pembekalan bagi peserta Latihan Dasar (Latsar) CPNS Kementerian Agama Gelombang VI yang diselenggarakan BDK Surabaya.
“Kita bisa menilai karakter seseorang bukan dari apa yang tertulis di kartu namanya, tetapi dari bagaimana ia bertindak, bersikap, dan merespons tanggung jawabnya sehari-hari. Kalau ingin tahu jati diri seseorang, lihat saja kebiasaannya,” ujarnya secara daring, Kamis (7/8/2025).
Untuk memperkuat pandangannya, Kaban Dhani mengutip pandangan Stephen R. Covey dalam The 7 Habits of Highly Effective People, bahwa kebiasaan terbentuk dari tiga unsur utama: pengetahuan, keterampilan, dan perilaku (effort). Ketiganya tidak dapat dipisahkan.
“Pengetahuan tanpa keterampilan akan membuat kita stagnan. Keterampilan tanpa pemahaman hanya menghasilkan tindakan tak terarah. Bahkan kalau keduanya sudah ada, tapi tidak diwujudkan dalam perilaku nyata, kebiasaan itu tidak akan terbentuk,” jelasnya.
Selaras dengan Core Values ASN BerAKHLAK
Sejalan dengan pandangan tersebut, Kementerian Agama mendorong pembentukan kebiasaan positif di kalangan ASN melalui pendekatan terintegrasi—mulai dari penguatan pengetahuan, pengembangan keterampilan, hingga penanaman nilai dalam perilaku sehari-hari.
“Program pembinaan ASN dirancang agar sejalan dengan core values ASN BerAKHLAK serta budaya kerja Kementerian Agama yang menjunjung tinggi integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, dan keteladanan,” tuturnya.
Kaban Dhani juga menekankan bahwa proses membentuk kebiasaan positif harus didukung pembelajaran berkelanjutan, yang tidak hanya berfokus pada kompetensi teknis, tetapi juga pembentukan karakter tangguh menghadapi tantangan birokrasi modern.
“Hasil akhir dari proses belajar bukan hanya kelulusan administratif, tetapi terwujudnya ASN yang cerdas, berintegritas, dan siap mengemban amanah pelayanan publik secara bertanggung jawab,” ungkapnya mengakhiri arahan.
Sesi pembekalan tersebut menjadi bagian penting dalam membentuk karakter ASN sejak awal masa pengabdian. Harapannya, para CPNS tidak hanya memahami nilai-nilai organisasi secara teori, tetapi juga mampu menerapkannya dalam tindakan nyata hingga menjadi kebiasaan kerja yang positif dan berkelanjutan.
Latsar CPNS Gelombang VI ini diselenggarakan secara daring oleh Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya dan diikuti ratusan peserta dari berbagai satuan kerja Kementerian Agama di wilayah kerja BDK Surabaya. Hadir pada kesempatan tersebut, Kepala BDK Surabaya Japar.
(Dewi Satya)
Editor: Dewi Ayu Indah Diantiningrum
Fotografer: -
Trending

Pusbangkom SDM Pendidikan dan Keagamaan Terima Kunjungan Dinas Pertanian Kabupaten Malinau
12 Aug 2025
Berita

Revisi RKA-K/L 2025, Kaban Dhani Pastikan Berorientasi pada Dampak
12 Aug 2025
Berita

APWI Periode 2025-2029 Resmi Dilantik, Widyaiswara Semakin Amanah
10 Aug 2025
Berita

Integritas
10 Aug 2025
Opini

Kemenag Raih Popular Government Institutions Award 2025
08 Aug 2025
Berita
Berita Lainnya

Pusbangkom SDM Pendidikan dan Keagamaan Terima Kunjungan Dinas Pertanian Kabupaten Malinau
12 Aug 2025

Revisi RKA-K/L 2025, Kaban Dhani Pastikan Berorientasi pada Dampak
12 Aug 2025
oleh Barjah

APWI Periode 2025-2029 Resmi Dilantik, Widyaiswara Semakin Amanah
10 Aug 2025
oleh Nofia Ardiyanti

Kemenag Raih Popular Government Institutions Award 2025
08 Aug 2025
oleh Humas Kemenag

Percepat Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta, BMBPSDM Gelar Pra-Pelatihan Fasilitator
08 Aug 2025