Berita
Kemenag Dorong Kurikulum Ekoteologi Masuk Pendidikan Nasional
Penulis

Ciputat (BMBPSDM)---Sekretaris Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama, Prof. Ahmad Zainul Hamdi, menjadi narasumber dalam Workshop Penyusunan Draft Kurikulum dan Panduan Pelatihan Deep Learning & Personalised Learning, Kurikulum Cinta, dan Ekoteologi yang diselenggarakan oleh Pusbangkom SDM Pendidikan dan Keagamaan.
Dalam paparannya yang bertajuk "Rumusan Ekoteologi dalam Kurikulum", Sesban Ahmad Inung—panggilan akrabnya—menyoroti pentingnya pembacaan ulang konsep-konsep dasar dalam teologi lingkungan Islam, terutama dalam konteks penyusunan kurikulum nasional. Ia menekankan bahwa selama ini kecenderungan antropomorfisme dalam tafsir agama-agama Abrahamik telah menempatkan manusia sebagai pusat penciptaan secara berlebihan, yang dapat berdampak buruk pada hubungan manusia dengan alam.
“Penting bagi kita untuk menyusun kurikulum ekoteologi yang tidak terjebak pada narasi dominatif manusia atas alam. Banyak ayat yang diterjemahkan secara literal sebagai penundukan alam untuk manusia, padahal bila ditelusuri lebih dalam, ayat-ayat tersebut justru menunjukkan relasi tanggung jawab dan kesatuan antara manusia dan ciptaan lainnya,” ujarnya di Ciputat, Selasa (29/4/2025).
Lebih lanjut, ia menguraikan tiga prinsip dasar ekoteologi dari perspektif Islam yang dapat menjadi fondasi kurikulum, yakni kesucian ciptaan (the sacredness of creature), ketunggalan makhluk (unity of creation), dan stewardness (tanggung jawab pemeliharaan). Menurutnya, ketiga prinsip tersebut memiliki akar kuat dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis sahih.
“Kita sering menekankan manusia sebagai khalifah, namun tanpa pemahaman yang tepat, narasi ini justru memperkuat dominasi. Padahal dalam Surah Al-Baqarah ayat 30, para malaikat sendiri mempertanyakan peran manusia sebagai khalifah karena potensi kerusakan yang ditimbulkan,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa banyak ayat yang menggambarkan seluruh ciptaan sebagai bagian dari sistem ekosistem yang saling terhubung. Salah satunya adalah dalam Q.S. Al-An’am ayat 38, yang menyebut bahwa semua makhluk adalah umat seperti manusia.
Kegiatan berlangsung di Pusbangkom SDM Pendidikan dan Keagamaan, Ciputat dengan dihadiri oleh sejumlah akademisi, penyusun kebijakan kurikulum, serta tokoh-tokoh keagamaan. Workshop tersebut bertujuan untuk merumuskan arah kebijakan kurikulum berbasis nilai, termasuk nilai-nilai lingkungan hidup dalam bingkai agama.
Melalui workshop itu, diharapkan rumusan kurikulum ekoteologi yang disusun tidak hanya merepresentasikan nilai-nilai Islam, tetapi juga membuka ruang bagi keberagaman pandangan dan praktik lintas agama yang sejalan dengan semangat moderasi beragama.
Editor: Dewi Ayu Indah Diantiningrum
Fotografer: Pusbangkom SDM Pendidikan dan Keagamaan
Terkini

Budaya Kerja Akuntabel Jadi Fokus dalam Persiapan Penilaian PIPK
02 Oct 2025
Berita

Menag Soroti Dampak Perang dan Kerusakan Iklim di Pembukaan MQK Internasional
02 Oct 2025
Berita

Masuk Tahap Uji Validitas, BMBPSDM Bersiap Lakukan Indeks Literasi Kitab Suci Semua Agama
01 Oct 2025
Berita

Binwin: Gerbang Strategis Memutus Mata Rantai Stunting
01 Oct 2025
Opini

Kabar Gembira Bagi Warga Betawi!
01 Oct 2025
Berita
Berita Lainnya

Budaya Kerja Akuntabel Jadi Fokus dalam Persiapan Penilaian PIPK
02 Oct 2025
oleh Zakiatu Husnil Fuada Harahap

Menag Soroti Dampak Perang dan Kerusakan Iklim di Pembukaan MQK Internasional
02 Oct 2025
oleh Humas Kemenag

Masuk Tahap Uji Validitas, BMBPSDM Bersiap Lakukan Indeks Literasi Kitab Suci Semua Agama
01 Oct 2025
oleh Barjah

Kabar Gembira Bagi Warga Betawi!
01 Oct 2025
oleh Sri Hendriani

Musyaraffah Amin Pimpin Pusbangkom MKMB, Tekankan Keterbukaan dan Kekompakan
01 Oct 2025
oleh Nopi