Loading...

Memuat halaman...

Berita

Kemenag Siapkan Indeks Literasi Kitab Suci yang Tajam dan Akurat untuk 6 Agama

Kamis, 07 Agustus 2025
Kemenag Siapkan Indeks Literasi Kitab Suci yang Tajam dan Akurat untuk 6 Agama
Kepala BMBPSDM Muhammad Ali Ramdhani saat membuka diskusi Persiapan Pengukuran Indeks Literasi Kitab Suci Tahun 2025 di Jakarta, Rabu (7/8/2025).

Jakarta (BMBPSDM)---Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kemenag RI, Muhammad Ali Ramdhani, mengatakan bahwa pengukuran Indeks Literasi Kitab Suci Tahun 2025 kini mulai diperluas dengan mencakup seluruh agama --Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Menurutnya, langkah ini merupakan upaya strategis dalam memperkuat pemahaman literasi lintas agama.

 

"Setiap kitab suci memiliki karakteristik, baik dalam hal bahasa, gaya penulisan, maupun struktur naratifnya. Oleh karena itu, penting bagi kita memahami pendekatan dari masing-masing kitab suci dalam pengukuran indeks literasi," ujarnya saat membuka diskusi Persiapan Pengukuran Indeks Literasi Kitab Suci Tahun 2025 di Jakarta, Rabu (7/8/2025).

 

Lebih lanjut, Kaban Dhani menegaskan bahwa pengukuran indeks literasi kitab suci tidak berhenti pada kemampuan membaca, melainkan harus berlanjut pada penghayatan dan pengamalan. “Literasi harus sampai pada penghayatan hingga akhirnya menjadi perilaku nyata, from mind, to heart, to hand,” tuturnya.

 

Dalam proses pengukuran indeks, Kaban Dhani menekankan penggunaan skala interval  guna mencapai hasil pengukuran yang lebih tajam dan representatif. "Dengan begitu, indeks ini dapat menjadi dasar kebijakan pendidikan keagamaan yang lebih akurat, termasuk dalam merevisi kurikulum jika ditemukan kelemahan di lapangan," imbuhnya.

 

 

 

Kaban Dhani berharap Indeks Literasi Kitab Suci Tahun 2025 dapat menjadi rujukan dasar untuk memperluas pemahaman hingga pengimplementasian kitab suci ke depannya. “Mari kita jadikan forum ini sebagai langkah awal untuk membangun pemahaman yang inklusif dan berorientasi pada implementasi nyata,” ucapnya.

 

Sebelumnya, Kepala Bagian Umum, Perpustakaan, dan BMN, Rizqi Riyadu Taufik, melaporkan bahwa pertemuan kedua ini bertujuan untuk menggali dan mendiskusikan perspektif masing-masing agama. Khususnya, terkait elemen-elemen atau instrumen penting yang harus dimasukkan ke dalam pengukuran indeks agar sesuai dengan karakteristik masing-masing agama.

 

Hadir dalam kegiatan ini perwakilan dari masing-masing Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat serta para tokoh agama. Hadirnya narasumber dari masing-masing tokoh agama tersebut diharapkan dapat memberi masukan yang berarti dalam pengukuran Indeks Literasi Kitab Suci Tahun 2025

 


Editor: Abas

Fotografer: -