Memuat...

BMBPSDM Kementerian Agama RI

Memuat halaman...

Layanan Disabilitas

Ukuran Teks

Kontras

Pembaca Teks

Berita

Kurikulum Berbasis Cinta Berpijak pada Lima Pilar Ini

Shona Azi

Penulis

Rabu, 13 Agustus 2025
Kurikulum Berbasis Cinta Berpijak pada Lima Pilar Ini
Focus Group Discussion bertajuk "Kurikulum Berbasis Cinta Membangun Pembelajaran Humanis dan Bermaknaโ€ di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Maulana Hasanuddin Serang, Rabu (13/8/2025).

Serang (BMBPSDM)---Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama, Muhammad Ali Ramdhani, menegaskan implementasi Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) harus berpijak pada lima pilar budaya kerja Kementerian Agama, yakni integritas, profesionalisme, sikap humanis, keteladanan, dan tanggung jawab.

 

“Integritas berarti bersatunya tindakan dengan aturan, norma, dan budaya yang ada. Cinta yang kita ajarkan harus berintegritas, tidak boleh menjadi pembenaran bagi perilaku yang keliru,” katanya dalam Focus Group Discussion bertajuk "Kurikulum Berbasis Cinta Membangun Pembelajaran Humanis dan Bermakna” yang digelar di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Maulana Hasanuddin Serang melalui Zoom Meeting dari Jakarta, Rabu (13/8/2025).

 

Lebih lanjut, Kaban Dhani --sapaan akrabnya-- menyebut profesionalisme guru sebagai pilar kedua yang krusial. Ia juga menyoroti aspek humanis dalam pembelajaran, yakni memastikan nilai-nilai tidak hanya diketahui, tetapi juga dihayati dan diamalkan.

 

 

“Kurikulum ini harus menghasilkan insan yang cerdas secara nasional, sosial, dan spiritual. Menginisiasi hal baru harus didasari pemahaman yang baru, dan pendekatan seperti outcome-based education perlu digunakan agar makna cinta tidak hilang,” ujarnya.

 

Terkait keteladanan, Kaban Dhani mengingatkan trilogi kehidupan yang digagas Menteri Agama, yakni mencintai sesama, mencintai alam, dan mencintai Tuhan. Guru, katanya, adalah cahaya sekaligus penerang kegelapan, sehingga harus menjadi teladan dalam mengajarkan nilai-nilai cinta.

 

Terakhir, ia menekankan pentingnya tanggung jawab penuh dalam melaksanakan KBC. “Semua pekerjaan harus tuntas. Kurikulum ini harus dijalankan oleh mereka yang mampu bekerja keras, cerdas, dan tuntas,” jelasnya. 

 


Editor: Barjah

Fotografer: Shona Azi