Memuat...

BMBPSDM Kementerian Agama RI

Memuat halaman...

Layanan Disabilitas

Ukuran Teks

Kontras

Pembaca Teks

Berita

Kurikulum Berbasis Cinta, Wadah Menumbuhkan Nilai Esensial Kemanusiaan

Selasa, 26 Agustus 2025
Kurikulum Berbasis Cinta, Wadah Menumbuhkan Nilai Esensial Kemanusiaan
Sarasehan Nasional 2025 Kurikulum Berbasis Cinta di Ciputat, Senin (25/8/2025).

Ciputat (BMBPSDM)---Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) yang diluncurkan Kementerian Agama (Kemenag) disebut bukan sekadar tumpukan dokumen regulasi, tetapi juga sebuah cara pandang, pola pikir, dan perilaku baru. Prinsip KBC adalah membangun ekosistem pembelajaran yang mampu mengantarkan setiap warga untuk memaknai kehidupan secara benar.

 

Hal itu disampaikan Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kemenag RI, Muhammad Ali Ramdhani, dalam Sarasehan Nasional 2025 Kurikulum Berbasis Cinta.

 

"KBC diharapkan mampu mengajarkan warga negara untuk memaknai secara benar pemaknaan kehidupan kita, karena kita adalah komunitas yang lahir dari cinta," ujar Kaban Dhani di Ciputat, Senin (25/8/2025).

 

Menurutnya, manusia pada dasarnya adalah produk dari cinta sehingga memiliki kewajiban untuk melahirkan lebih banyak cinta.

 

Dalam memaknai kata “cinta”, lanjut Kaban Dhani, maka mencakup lima hal mendasar atau yang ia sebut sebagai panca cinta, yakni: cinta kepada Tuhan, cinta kepada ilmu pengetahuan, cinta kepada sesama manusia, cinta kepada alam, dan cinta terhadap tanah air.

 

"Lima hal inilah yang kemudian harus menjadi sebuah ekosistem di dalam sebuah proses pendidikan," ungkapnya.

 

Di akhir sambutannya, Kaban Dhani berharap KBC tidak hanya menjadi kumpulan mata pelajaran, melainkan wadah untuk membentuk nilai-nilai esensial yang dibutuhkan manusia.

 

"Saya berharap KBC bisa mewarnai setiap mata pelajaran dengan nilai-nilai yang esensial tentang kemanusiaan, tentang cinta kasih sayang, dan tentu saja bentuk-bentuk kepedulian kita terhadap panca cinta tadi," kata Kaban menutup arahannya.

 

(Bayu Muhardianto)

 


Editor: Dewi Ayu Indah Diantiningrum

Fotografer: -