Berita
Moderasi Beragama: Mengembalikan Cara Beragama ke Jantung Ajaran
Penulis

Jakarta (BMBPSDM)---Moderasi beragama tidak memoderasi ajaran agama, melainkan cara beragama agar selaras dengan martabat kemanusiaan dan kebaikan bersama. Prinsip ini ditekankan sebagai fondasi kerukunan di tengah kemajemukan Indonesia.
Hal ini disampaikan Sekretaris Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama, Ahmad Zainul Hamdi --akrab disapa Ahmad Inung-- dalam program Jendela Negeri bertajuk “Santri Berkarya untuk Peradaban” di Studio 2 TVRI Nasional, Rabu (22/10/2025).
Praktik beragama, kata Ahmad Inung, kerap tersesat ketika kebencian terhadap kelompok berbeda dianggap sebagai panggilan agama. “Yang dimoderasikan itu bukan agamanya. Ajaran agama sudah baik tetapi cara kita beragama agar kembali ke esensi yang menjaga martabat manusia dan kebaikan bersama,” tegasnya.
Ahmad Inung juga mengingatkan bahaya dikotomi palsu “memilih agama atau negara” yang kerap menjerumuskan publik pada indoktrinasi. “Kalau seseorang dibuat seolah harus memilih, lalu meninggalkan negaranya atas nama agama, yang hancur adalah kohesi kita sebagai bangsa,” jelasnya.
“Karena itu, moderasi beragama memulihkan cara pandang, sikap, dan tindakan agar nilai agama tidak dimanipulasi untuk tujuan yang bertentangan dengan ajarannya,” tambah Ahmad Inung.
Lebih lanjut, Ahmad Inung memaparkan tiga indikator moderasi beragama yang perlu menjadi pegangan bersama. Pertama, kesepakatan berbangsa dan bernegara, yakni komitmen pada konsensus nasional sebagai fondasi hidup bersama. Kedua, anti-kekerasan, bahwa perbedaan tujuan tidak boleh ditempuh dengan kekerasan.
“Ketiga, toleransi yang resiprokal yaitu hak untuk beribadah dengan aman dan nyaman harus disertai kesediaan memberi keamanan dan kenyamanan yang sama kepada orang lain,” ungkapnya.
Terakhir, Ahmad Inung menegaskan bahwa moderasi beragama harus hadir sebagai praktik sehari-hari bukan slogan. “Mari kembali ke jantung ajaran agama: memuliakan kemanusiaan. Dengan itu, santri dan pesantren turut menjaga kerukunan nasional dan menguatkan jalan Indonesia menuju peradaban yang berkeadaban,” tuturnya.
Sumber: YouTube Live Streaming siaran TVRI Nasional, Rabu, 22 Oktober 2025.
Editor: Abas
Fotografer: -
Terkini

Semangat Tanpa Batas, Edwinsya Buktikan Disabilitas Bukan Halangan untuk Mengabdi
22 Oct 2025
Berita

Menag: Kesantunan Bangsa Indonesia Lahir dari Tradisi Pesantren
22 Oct 2025
Berita

Langit Berbahasa, Langit Bercerita
22 Oct 2025
Opini

Kado Hari Santri, Presiden Setujui Pembentukan Ditjen Pesantren
22 Oct 2025
Berita

Apologet terhadap Narasi Tunggal tentang Pesantren: Melihat dari Sejarah Kaya Kyai, Santri, dan Tradisi Asrama di Indonesia
22 Oct 2025
Opini
Berita Lainnya

Semangat Tanpa Batas, Edwinsya Buktikan Disabilitas Bukan Halangan untuk Mengabdi
22 Oct 2025

Menag: Kesantunan Bangsa Indonesia Lahir dari Tradisi Pesantren
22 Oct 2025
oleh Humas Kemenag

Kado Hari Santri, Presiden Setujui Pembentukan Ditjen Pesantren
22 Oct 2025

Dari Pesantren, Lahir Generasi Berakhlak dan Cerdas
22 Oct 2025
oleh Zakiatu Husnil Fuada Harahap

Tak Hanya Ngaji, Kini Santri Juga Jago Konten dan AI: Ini Programnya!
21 Oct 2025
oleh Halimah Dwi Putri