Berita
Radar Konflik Keagamaan: Kemenag Punya Senjatanya!
Penulis
Jakarta (BMBPSDM)---Mitigasi dalam memilah antara masalah utama dan gejala pada konflik bernuansa keagamaan dinilai penting untuk diterapkan. Langkah ini diyakini dapat membuat penanganan lebih efektif dan tepat sasaran.
Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani, menekankan pentingnya pemahaman menyeluruh terhadap data dan angka dalam membaca masalah sosial, khususnya yang bernuansa keagamaan.
“Terkadang kita tersesat dalam menerjemahkan mitigasi persoalan karena tidak mampu memilah mana masalah utama dan mana yang hanya gejala,” ungkap Kaban Dhani -sapaan akrabnya- dalam kegiatan Teknis Implementasi Early Warning System (EWS) pada Kantor Urusan Agama bagi Manajemen Tingkat Provinsi di Jakarta, Selasa (23/9/2025).

Kaban Dhani mencontohkan, indikasi yang terlihat di permukaan tidak selalu mencerminkan kondisi sebenarnya. Misalnya, jika dalam satu lingkungan RT terdapat dua tempat ibadah, tidak serta-merta dapat disimpulkan bahwa tingkat keberagamaan di wilayah tersebut baik.
Hal serupa juga berlaku pada fenomena konflik bernuansa keagamaan. Menurut Kaban Dhani, Untuk mengukur tingkat toleransi masyarakat, diperlukan instrumen pengukuran yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.
“Ketika kita melihat eskalasi di masyarakat, bentuk toleransi itu harus diukur berdasarkan pendekatan yang jelas dan dapat dipercaya,” imbuhnya.
Terkait implementasi EWS, Kaban Dhani menegaskan bahwa sistem ini harus mampu membaca konteks secara menyeluruh melalui pengukuran yang tepat dari berbagai indikasi yang muncul terkait potensi konflik keagamaan.
Bersamaan dengan implementasi EWS, ia juga mengajak seluruh pihak untuk terus menguatkan semangat moderasi beragama sebagai upaya menjaga kerukunan umat. Menurutnya, menjaga kerukunan di tengah perbedaan merupakan wujud ikhtiar menjaga karunia Tuhan.
“Moderasi beragama harus hadir membawa keberkahan tanpa paksaan. Moderasi beragama memberi penghormatan terhadap perbedaan, sebab perbedaan itu adalah sunatullah. Sebuah lukisan indah karena banyak warna, dan sebuah masakan lezat karena banyak rasa,” tutupnya.
Editor: Barjah
Fotografer: Bayu Muhardianto
Terkini
Kolaborasi Pusbangkom, IZI, dan LSP Kemenag Wujudkan Lembaga Zakat yang Akuntabel
14 Nov 2025
Berita
Lindungi Generasi Muda dari Paham Ekstrem, Moderasi Beragama Jadi Jawaban
14 Nov 2025
Berita
Ancaman Iklim Ekstrem terhadap Kelayakan Ibadah Haji: Perlunya Regulasi Usia dan Layanan Lansia yang Adaptif
14 Nov 2025
Opini
BMBPSDM Luncurkan 3 Buku Strategis: Peta Jalan Moderasi Beragama 2025-2029, Ekoteologi, dan Trilogi Kerukunan Jilid II
14 Nov 2025
Berita
Trilogi Kerukunan dan Ekoteologi Resmi Diluncurkan, Menag Ajak Umat Jaga Alam sebagai Amanah Ilahi
14 Nov 2025
Berita
Berita Lainnya
Kolaborasi Pusbangkom, IZI, dan LSP Kemenag Wujudkan Lembaga Zakat yang Akuntabel
14 Nov 2025
oleh Yanti Mentari
Lindungi Generasi Muda dari Paham Ekstrem, Moderasi Beragama Jadi Jawaban
14 Nov 2025
oleh Jafar Shodiq
BMBPSDM Luncurkan 3 Buku Strategis: Peta Jalan Moderasi Beragama 2025-2029, Ekoteologi, dan Trilogi Kerukunan Jilid II
14 Nov 2025
oleh Nurlaila Azzahro
Trilogi Kerukunan dan Ekoteologi Resmi Diluncurkan, Menag Ajak Umat Jaga Alam sebagai Amanah Ilahi
14 Nov 2025
oleh Dewi Ayu Indah Diantiningrum
Menag Dorong Penguatan Ekoteologi: Alam Bukan Objek, Tapi Partner Manusia
14 Nov 2025
oleh Rizki Dewi Ayu