Berita
Rahasia Pemikiran Gus Dur: Lebih dari Sekadar Pendidikan Islam!
Penulis

Depok (BMBPSDM)---Sekretaris Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Ahmad Zainul Hamdi, mengungkap pandangan unik tentang sosok Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Menurutnya, pemikiran Gus Dur tidak lahir dari pendidikan Islam semata, tapi juga terbuka terhadap berbagai sumber pengetahuan.
“Kalau Gus Dur itu menjadi sebegitu bernas pikiran-pikirannya dan sebegitu berani konsisten antara pikiran dengan tindakannya, itu bukan semata-mata karena belajar Islamic studies,” tuturnya dalam acara Bedah Buku “Oase Gus Dur: Menyelami Pemikiran, Kearifan, dan Keteladanan Sang Guru Bangsa” di Makara Art Center Universitas Indonesia, Senin (13/10/2025).
Ahmad Inung --sapaan akrabnya-- mencontohkan keluasan wawasan Gus Dur tercermin dari salah satu buku favoritnya, yakni My Name Is Asher Lev karya seorang sastrawan asal Amerika.
Ia juga mengatakan bahwa Gus Dur menjadi sosok titik balik sejarah Nahdlatul Ulama (NU). “Silakan kaji NU sebelum dan sesudah Gus Dur. Di era Gus Dur, kita diperkenalkan pada demokrasi, hak asasi manusia, kesetaraan gender. Itu semuanya mengubah sejarah NU,” imbuhnya.
Menurutnya, perubahan besar yang dibawa Gus Dur bukan pada hal material, melainkan pada kesadaran baru dalam berislam. “Secara material nggak ada perubahan sebetulnya. Tapi keislaman kita mulai menghayati bahwa ini bukan semata tentang akhirat, tapi juga tentang kemanusiaan," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jaringan GUSDURian, Alissa Wahid menegaskan bahwa gagasan Gus Dur selaras dengan pemikiran Daisaku Ikeda, pemimpin besar Soka Gakkai Internasional. “Intinya begini, sebagai pemimpin kita ini bergerak berdasarkan kepentingan yang kita pimpin, bukan menggunakan yang dipimpin untuk kepentingan pribadi,” ujarnya.
Selain membahas kepemimpinan, Alissa juga menyinggung pentingnya moderasi beragama. “Kenapa ada moderasi beragama masuk di sini? Karena dari Daisaku Ikeda sebagai pemimpin umat Buddha dan Gus Dur sebagai pemimpin umat Islam, keduanya adalah contoh konkret bagaimana beragama secara moderat diwujudkan,” jelasnya.
Baca Juga: Resonansi Dua Samudera: Membumikan Pemikiran Gus Dur dan Ikeda untuk Indonesia yang Harmonis
Menurut Alissa, moderasi beragama tidak hanya secara ritual, tapi juga membangun kemaslahatan bersama. “Karena itulah kita membutuhkan umat beragama yang mampu menggunakan nilai-nilai agama itu untuk membangun kebaikan bersama, seperti yang diteladankan oleh Daisaku Ikeda dan Gus Dur,” tegas Alissa.
Bedah Buku “Oase Gus Dur: Menyelami Pemikiran, Kearifan, dan Keteladanan Sang Guru Bangsa” merupakan kolaborasi Balai Litbang Agama (BLA) Jakarta, BMBPSDM Kementerian Agama, dan Abdurrahman Wahid Center for Peace and Humanities (AWCPH) Universitas Indonesia. Acara yang dihadiri 250 orang ini merupakan bagian dari rangkaian Pameran Dialog Peradaban 2025 bertema “Moderasi Beragama sebagai Aktualisasi Pemikiran Gus Dur Membangun Peradaban.”
Editor: Abas
Fotografer: Rizki Dewi Ayu
Terkini

Hebat! Kini Santri Bisa Tangguh dan Mandiri Lewat Santripeneur
16 Oct 2025
Berita

Audiensi BRIN-BMBPSDM: DDKB 2024 untuk Layanan yang Terukur
16 Oct 2025
Berita

PBAL2K Rampungkan Validasi Terjemahan Al-Qur’an Bahasa Makassar dan Siap Diuji Publik
16 Oct 2025
Berita

Kolaborasi Kemenag dan Pemkab Malinau: Wujudkan SDM Halal Kompeten dan Bersertifikat Nasional
16 Oct 2025
Berita

Agar Semakin Berdaya, BMBPSDM Kaji Bantuan Pesantren
16 Oct 2025
Berita
Berita Lainnya

Hebat! Kini Santri Bisa Tangguh dan Mandiri Lewat Santripeneur
16 Oct 2025
oleh Halimah Dwi Putri

Audiensi BRIN-BMBPSDM: DDKB 2024 untuk Layanan yang Terukur
16 Oct 2025
oleh Zakiatu Husnil Fuada Harahap

PBAL2K Rampungkan Validasi Terjemahan Al-Qur’an Bahasa Makassar dan Siap Diuji Publik
16 Oct 2025

Kolaborasi Kemenag dan Pemkab Malinau: Wujudkan SDM Halal Kompeten dan Bersertifikat Nasional
16 Oct 2025

Agar Semakin Berdaya, BMBPSDM Kaji Bantuan Pesantren
16 Oct 2025
oleh Nova Agung Krismauf