Seruan Moderasi Beragama dan Ekoteologi dari Kota Angin Mamiri

Makassar (BMBPSDM)---Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar (BLAM) menyelenggarakan sosialisasi "Moderasi Beragama dan Eco-Theology: Dialektika dan Praktik" di Makassar. Kegiatan ini diikuti para dosen dan guru dari berbagai lembaga pendidikan di Sulawesi Selatan.

Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Muhammad Ali Ramdhani secara resmi membuka acara tersebut. Dalam arahannya, Kang Dhani --sapaan akrabnya-- menekankan pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dengan kepedulian terhadap lingkungan. Moderasi beragama dan ekoteologi disebut sebagai bagian dari Asta Protas (delapan program prioritas) yang menjadi kebijakan utama Kementerian Agama.

Kang Dhani menyampaikan bahwa Tuhan menciptakan Indonesia dengan keberagaman luar biasa. “Lebih dari 17.000 pulau, hampir 1.900 suku, dan sekitar 500 bahasa daerah. Seperti halnya lukisan yang indah karena warna-warninya, bangsa ini kuat karena keberagamannya,” ujarnya di Makassar, Jumat (18/4/2025).

Pada kesempatan tersebut, Kang Dhani juga menyoroti isu kerukunan umat dan pelestarian lingkungan sebagai dua pilar penting. Menurutnya, konsep ekoteologi sebagai seruan untuk menyadari bahwa merawat bumi merupakan bagian dari ibadah. Dalam rangka memperkuat komitmen ekologis berbasis nilai keagamaan, program penanaman 1.000 pohon matoa turut digalakkan.

“Roadmap ekoteologi tengah disusun untuk memperkuat integrasi antara nilai-nilai keagamaan dan kesadaran ekologis dalam kebijakan serta program kerja Kementerian Agama di seluruh wilayah Indonesia,” pungkasnya.

Melalui kegiatan ini, Kementerian Agama berharap para pendidik dapat menjadi agen perubahan dalam mengajarkan nilai-nilai moderasi, toleransi, dan kepedulian terhadap lingkungan di tengah masyarakat. BMBPSDM sendiri terus berkomitmen untuk membumikan moderasi beragama dan ekoteologi di berbagai lini kehidupan keagamaan dan sosial kemasyarakatan