Memuat...

BMBPSDM Kementerian Agama RI

Memuat halaman...

Layanan Disabilitas

Ukuran Teks

Kontras

Pembaca Teks

Berita

Memaknai Kembali 32 JP: Sebuah Gerakan Menuju Fleksibilitas dan Inovasi dalam Pelatihan ASN

Jumat, 24 Oktober 2025
Memaknai Kembali 32 JP: Sebuah Gerakan Menuju Fleksibilitas dan Inovasi dalam Pelatihan ASN
Ngobrol santai bersama para widyaiswara di Ciputat, Rabu (22/10/2025).

Ciputat (BMBPSDM)---Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Manajemen, Kepemimpinan, dan Moderasi Beragama (Pusbangkom MKMB) Kementerian Agama, Musyarrafah Amin, ngobrol santai bersama para widyaiswara sebagai ruang dialog terbuka untuk menyampaikan aspirasi, kendala teknis, hingga penguatan pemahaman tugas pokok dan fungsi widyaiswara dalam sistem pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN).

 

Musyarrafah Amin menegaskan bahwa tugas dan fungsi widyaiswara bersifat luas, fleksibel, dan adaptif terhadap dinamika kompetensi ASN. 

 

“Tugas widyaiswara tidak hanya mengajar. Ada perancangan pelatihan, desain pembelajaran, pelaksanaan, hingga evaluasi. Jadi, jangan terlalu kaku melihat 32 jam hanya dari kelas tatap muka,” tegasnya di Ciputat, Rabu (22/10/2025).

 

Musyarrafah memberikan contoh pemenuhan jam pelajaran (JP) dapat dipenuhi melalui beragam skema, seperti bimbingan teknis (Bimtek), pendampingan, pembelajaran jarak jauh (PJJ), serta pengembangan MOOC yang terstruktur.

 

“Kebijakan terkait JP, agar dikaji berdasarkan regulasi yang berlaku,” ujarnya.

 

Dalam pertemuan tersebut, beberapa widyaiswara mengusulkan penyelarasan beban kinerja dengan matriks peran pimpinan, mengingat penugasan strategis sering kali menyita waktu mengajar. 

 

 

 

Musyarrafah menanggapi bahwa pihaknya akan mendorong mekanisme evaluasi bersama, termasuk kemungkinan melibatkan instansi pembina Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan Kepala Balai guna menyeragamkan persepsi.

 

“Ke depan, diperlukan penyamaan persepsi agar widyaiswara tidak lagi ditafsirkan sempit hanya pada aktivitas mengajar,” tuturnya. 

 

Pada pertemuan yang berlangsung hangat ini, Musyarrafah juga berpesan agar menanamkan spirit cinta dalam pekerjaan sehari-hari yang akan melahirkan ketulusan, daya kembang, dan semangat belajar sepanjang hayat.

 

“Kalau tidak dimulai dari cinta, tidak akan harmonis. Cinta pada pekerjaan, rekan kerja, dan amanah organisasi,” tandas Musyarrafah. 

 

Sebelumnya, Koordinator widyaiswara Ispawati Asri, menyampaikan sejumlah isu yang mengemuka akhir-akhir ini, antara lain terkait sistem pembelajaran berbasis Massive Open Online Course (MOOC), pemenuhan 32 JP per bulan serta keterlibatan widyaiswara pada Pelatihan Dasar (Latsar). 

 

“Keterlibatan widyaiswara sebagai ketua tim maupun pengawas dalam program kelembagaan sering kali mengurangi ruang mengajar, sehingga pemaknaan JP perlu dipahami secara kontekstual,” tambahnya.

 

Ngobrol santai ini menjadi wadah penyamaan pemahaman sekaligus memperkuat harmoni antara pimpinan dan widyaiswara di lingkungan Pusbangkom MKMB. Pertemuan ini diakhiri dengan komitmen bersama untuk terus menjaga mutu pelatihan ASN, menyesuaikan kebutuhan transformasi birokrasi, serta menjaga marwah jabatan fungsional widyaiswara dalam arsitektur pengembangan kompetensi nasional.

 


Editor: Abas

Fotografer: -