Berita
Moderasi Beragama Hadapi Tiga Tantangan Besar. Apa dan Bagaimana Solusinya?
Penulis
Jakarta (BMBPSDM)---Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama Muhammad Ali Ramdhani mengatakan kemajemukan atau pluralitas di Indonesia dapat menciptakan sebuah kohesivitas antarmanusia. Akan tetapi, hal tersebut di sisi lain juga bisa melahirkan segregasi.
"Maka dalam hal ini, Moderasi Beragama hadir menjadi ruang dialog antarumat untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi Indonesia" ujar Kang Dhani --sapaan akrabnya-- secara daring pada kegiatan Penguatan Moderasi Beragama untuk Masyarakat yang diselenggarakan UINSU Medan bersama Pusat Strategi Kebijakan Pembangunan Bidang Agama, Jumat (23/5/2025).
Menilik ruang sejarah, Kang Dhani mengingatkan pertentangan di Indonesia yang terjadi pada masa penjajahan merupakan bukti adanya kepemahaman antarumat yang diprovokasi. "Hal Ini menunjukkan adanya hal yang perlu kita tuntaskan agar pembangunan saat ini berjalan baik dan lancar," ujarnya.
Menurut Kang Dhani, setidaknya ada tiga hal krusial dalam tantangan besar Moderasi Beragama di Indonesia. Pertama, berkembangnya cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang ekstrem serta mengesampingkan nilai-nilai kemanusiaan.
"Kedua, yaitu berkembangnya klaim kebeneran yang subjektif, pemaksaan kehendak atau tafsir agama atas pengaruh kepentingan politik yang mengakibatkan konflik. Ketiga, berkembangnya semangat beragama yang tidak selaras dengan kecintaan terhadap model berbangsa di Indonesia," kata Kang Dhani.
Menghadapi ketiga tantangan tersebut, Kang Dhani berpesan pentingya memperkokoh esensi ajaran agama secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat. Kemudian, dalam menghadapi tantangan yang kedua perlunya mengelola keragaman tafsir dengan tujuan mencerdaskan kehidupan keberagamaan dan keberagaman.
"Terakhir, dalam menghadapi semangat yang tidak selaras dengan bingkai NKRI kita perlu membangun nasionalisme dengan merekatkan semangat beragama dengan komitmen berbangsa. Dengan begitu, Moderasi Beragama dapat menjadi sarana mewujudkan harmoni sehingga Indonesia maju bukan sekadar sebuah impian," tegasnya.
Editor: Abas
Fotografer: Nova Agung Krismauf
Terkini
Santri Dituntut Jadi Inovator Digital: Transformasi Kitab Kuning Menjadi Konten Inspiratif
30 Oct 2025
Berita
Indeks Literasi Kitab Suci 2025: Potret Layanan Keagamaan Berdampak
29 Oct 2025
Berita
Data Jadi Basis Kebijakan, Skor Indeks Keberagamaan Mahasiswa PTKI 88,40
29 Oct 2025
Berita
Apa Makna di Balik Transformasi Balai Litbang Agama?
29 Oct 2025
Berita
Tantangan Menuju Scopus: Jurnal 'Harmoni' Diingatkan Waspadai Plagiasi dan Tingkatkan Mutu Reviu
29 Oct 2025
Berita
Berita Lainnya
Santri Dituntut Jadi Inovator Digital: Transformasi Kitab Kuning Menjadi Konten Inspiratif
30 Oct 2025
oleh Halimah Dwi Putri
Indeks Literasi Kitab Suci 2025: Potret Layanan Keagamaan Berdampak
29 Oct 2025
oleh Dewi Ayu Indah Diantiningrum
Data Jadi Basis Kebijakan, Skor Indeks Keberagamaan Mahasiswa PTKI 88,40
29 Oct 2025
oleh Ali Musthofa Asrori
Apa Makna di Balik Transformasi Balai Litbang Agama?
29 Oct 2025
oleh Bayu Muhardianto
Tantangan Menuju Scopus: Jurnal 'Harmoni' Diingatkan Waspadai Plagiasi dan Tingkatkan Mutu Reviu
29 Oct 2025
oleh Abas