Berita
Mungkinkah Kecerdasan Buatan Mengambil Alih Peran Guru? Para Ahli Menjawab
Penulis
Ciputat (BMBPSDM)---Apakah Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan akan menggantikan peran guru di kelas? Pertanyaan ini menjadi sorotan utama dalam diskusi REBORN #11 (Refleksi, Edukasi, dan Berbagi Obrolan Inspiratif) yang digelar Pusat Pengembangan Kompetensi (Pusbangkom) SDM Pendidikan dan Keagamaan Kementerian Agama, di Ciputat, Kamis (22/5/2025).
Mengangkat tema “Apakah AI Menggantikan Tugas Guru?”, acara ini menghadirkan dua narasumber inspiratif, Tinia Leyli Shofia Ahmad dan Muhammad Miftahul Falah. Mengawali diskusinya, Falah mengingatkan para pendidik untuk tidak terjebak dalam kekhawatiran berlebih, karena AI dapat menjadi alat bantu yang sangat efektif jika dimanfaatkan dengan tepat.
"Kolaborasi antara guru dan AI bisa menciptakan sistem pembelajaran yang lebih efisien, terpersonalisasi, dan relevan dengan zaman," ujar Falah.
Namun, Falah juga menyoroti tantangan besar. Ketergantungan siswa pada jawaban instan dari teknologi bisa mengikis kemampuan berpikir kritis. Di sini menurutnya peran guru menjadi vital untuk membimbing, membangun karakter, dan membentuk nalar ilmiah siswa.
Senada dengan Falah, Tinia menyampaikan bahwa para pendidik seharusnya tidak takut menghadapi perubahan teknologi, termasuk perkembangan kecerdasan buatan (AI) bukanlah ancaman.
“Jangan takut pada perubahan. Terus belajar dan jadilah guru yang menginspirasi, AI bukan pengganti tapi mitra dalam mendidik generasi masa depan,” tutur Tinia.
Diskusi ini juga menyoroti kesenjangan akses teknologi yang masih menjadi pekerjaan rumah besar di Indonesia. Para narasumber mendorong kolaborasi antara pemerintah, sekolah, masyarakat, dan keluarga agar pemanfaatan AI dalam pendidikan bisa merata dan adil.
Dengan semangat kolaboratif dan adaptif, pendidikan Indonesia diharapkan tidak hanya mengikuti zaman, tapi juga tetap memanusiakan proses belajar di tengah derasnya arus teknologi.
Editor: Barjah dan Abas
Fotografer: Halimah Dwi Putri
Terkini
Indeks Literasi Kitab Suci 2025: Potret Layanan Keagamaan Berdampak
29 Oct 2025
Berita
Data Jadi Basis Kebijakan, Skor Indeks Keberagamaan Mahasiswa PTKI 88,40
29 Oct 2025
Berita
Apa Makna di Balik Transformasi Balai Litbang Agama?
29 Oct 2025
Berita
Tantangan Menuju Scopus: Jurnal 'Harmoni' Diingatkan Waspadai Plagiasi dan Tingkatkan Mutu Reviu
29 Oct 2025
Berita
Kongres PMMBN 2025: Kaban Dhani Tegaskan Pentingnya Sikap Ini!
28 Oct 2025
Berita
Berita Lainnya
Indeks Literasi Kitab Suci 2025: Potret Layanan Keagamaan Berdampak
29 Oct 2025
oleh Dewi Ayu Indah Diantiningrum
Data Jadi Basis Kebijakan, Skor Indeks Keberagamaan Mahasiswa PTKI 88,40
29 Oct 2025
oleh Ali Musthofa Asrori
Apa Makna di Balik Transformasi Balai Litbang Agama?
29 Oct 2025
oleh Bayu Muhardianto
Tantangan Menuju Scopus: Jurnal 'Harmoni' Diingatkan Waspadai Plagiasi dan Tingkatkan Mutu Reviu
29 Oct 2025
oleh Abas
Kongres PMMBN 2025: Kaban Dhani Tegaskan Pentingnya Sikap Ini!
28 Oct 2025
oleh Nurlaila Azzahro