Berita
Training of Facilitator Kurikulum Berbasis Cinta Resmi Dibuka: Wujudkan Pendidikan dengan Hati
Penulis
Ciputat (BMBPSDM)---Kementerian Agama resmi membuka Training of Facilitator (TOF) Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) Angkatan I, yang berlangsung di Ciputat dari 25 hingga 30 Agustus 2025. Kegiatan ini merupakan langkah awal untuk menyiapkan para fasilitator yang akan menjadi motor penggerak implementasi KBC di berbagai satuan pendidikan.
TOF KBC merupakan hasil kolaborasi antara Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama RI, Ditjen Pendidikan Islam, Project INOVASI Phase III, dan Peacesantren Welas Asih, dengan dukungan berbagai mitra strategis seperti Pusbangkom SDM Kemenag, Kemenag Corporate University, Pintar, Lazuardi, Pijar Peace, dan Gerakan Rumah Cinta.
Karya Orisinal dari Gagasan Menteri Agama
KBC lahir dari gagasan Menteri Agama Nasaruddin Umar untuk menghadirkan pendidikan yang lebih substantif, bukan sekadar rutinitas belajar mengajar. Kurikulum ini pertama kali dicanangkan pada Rapat Kerja Nasional Kemenag di penghujung 2024, dan resmi diluncurkan pada Juli 2025 setelah melalui proses sembilan bulan perjalanan --ibarat masa kandungan sebuah ide besar.
Kepala BMBPSDM Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani, menegaskan bahwa pendidikan sejati adalah ketika anak bangsa tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga mampu menapaki kehidupan nyata dengan baik.
Cinta sebagai Fondasi Pendidikan
KBC hadir bukan sekadar dokumen atau tambahan kurikulum, melainkan cara pandang baru, pola pikir baru, dan perilaku baru dalam membangun ekosistem pembelajaran. Intinya adalah cinta, yang kemudian dirumuskan dalam Panca Cinta:
Cinta kepada Tuhan
Cinta kepada ilmu pengetahuan
Cinta kepada sesama manusia
Cinta kepada alam

Cinta kepada Tanah Air
Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, M. Arskal Salim, menilai KBC sebagai terobosan yang menyentuh dimensi terdalam pendidikan. “KBC menempatkan nilai cinta sebagai fondasi pendidikan. Ini mengingatkan kita bahwa pendidikan bukan hanya soal prestasi, tetapi juga bagaimana melahirkan manusia yang penuh kasih sayang, peduli, dan bertanggung jawab,” ungkapnya di Ciputat, Senin (25/8/2025).
Lebih lanjut, ia menyebut KBC sebagai jawaban atas tantangan zaman. “Hari ini kita sering melihat adanya moral disengagement, ketika perilaku dan tanggung jawab moral dipisahkan. KBC hadir untuk menyatukan kembali, agar setiap tindakan manusia selalu dituntun oleh tanggung jawab moral,” jelasnya.
Guru sebagai Teladan dan 7S sebagai Budaya Pendidikan
KBC juga menekankan pentingnya guru sebagai teladan yang menanamkan nilai melalui pembelajaran penuh empati dan kepedulian. Untuk memperkuat hal itu, Kemenag mendorong budaya 7S: Sapa, Santun, Sopan, Salam, Senyum, Semangat, dan Sportif agar menjadi bagian dari keseharian pendidikan.
Kepala BMBPSDM Kemenag RI, Muhammad Ali Ramdhani, menyatakan bahwa KBC tidak hadir sebagai sekumpulan mata pelajaran, tetapi untuk mewarnai semua mata pelajaran dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kasih sayang. “Cinta adalah kurikulum terbaik dari langit. Pendidikan seharusnya membawa manusia semakin mencintai Tuhan, dirinya, sesama, ilmu, alam, dan tanah air,” ungkapnya.
Gerakan Pendidikan dengan Hati
Dengan dibukanya TOF ini, Kemenag meneguhkan bahwa KBC bukan hanya kurikulum, melainkan gerakan pendidikan dengan hati. Melalui fasilitator yang dilatih, Kemenag berharap ekosistem pendidikan Indonesia mampu melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia, penuh cinta kasih, dan memiliki kepedulian tinggi terhadap sesama, lingkungan, dan bangsa.
Editor: Abas
Fotografer: -
Terkini
UIN SGD Bandung Buka Program Magister Baru, Siap Cetak Lulusan Unggul
23 Oct 2025
Berita
Buku Ekoteologi: Mengamalkan Dharma, Menghidupkan Ecoreligiocultural
23 Oct 2025
Opini
BMBPSDM Ingatkan Pentingnya Moderasi Beragama Bagi Para Guru dan Pengawas Lintas Agama Se-Yogyakarta
23 Oct 2025
Berita
Tak Sekadar Alat, Ini Makna Teknologi dalam Kehidupan
23 Oct 2025
Berita
Semangat Tanpa Batas, Edwinsya Buktikan Disabilitas Bukan Halangan untuk Mengabdi
22 Oct 2025
Berita
Berita Lainnya
UIN SGD Bandung Buka Program Magister Baru, Siap Cetak Lulusan Unggul
23 Oct 2025
oleh Sri Hendriani
BMBPSDM Ingatkan Pentingnya Moderasi Beragama Bagi Para Guru dan Pengawas Lintas Agama Se-Yogyakarta
23 Oct 2025
oleh Nova Agung Krismauf
Tak Sekadar Alat, Ini Makna Teknologi dalam Kehidupan
23 Oct 2025
oleh Barjah
Semangat Tanpa Batas, Edwinsya Buktikan Disabilitas Bukan Halangan untuk Mengabdi
22 Oct 2025
Menag: Kesantunan Bangsa Indonesia Lahir dari Tradisi Pesantren
22 Oct 2025
oleh Humas Kemenag