Loading...

Memuat halaman...

Opini

Integritas

Minggu, 10 Agustus 2025
Integritas
Kisah penebang kayu dengan kampak besi adalah kisah integritas. (Ilustrasi: Ai)

Alkisah, tersebutlah seorang laki-laki hidup di pinggir hutan. Bersama dengan keluarganya, bertahun-tahun dia jalani hidup dengan tenang dan bersahaja.  

 

Dengan sebuah kapak besi, dia topang hidupnya. Dengan kapak besi itu, dia memotong kayu di hutan untuk kemudian dijual ke pasar kayu terdekat. Di hari-hari saat dia tidak perlu memotong kayu karena kebutuhannya masih cukup, dia merawat berbagai sayuran yang ia tanam di sekitar rumahnya, atau membersihkan kandang beberapa ekor ayam dan kambing yang dimilikinya. 

 

Di suatu pagi yang cerah, seperti ratusan atau ribuan hari sebelumnya, dia berangkat ke hutan untuk menebang pohon. Dibawanya satu-satunya kapak besi yang dimilikinya. Dia panggul kapak kesayangannya itu di atas pundaknya. 

 

Desau angin hutan pagi itu menyapu kulit wajahnya yang telah berkerut-kerut, menandakan usianya tak lagi muda. Sinar matahari yang menerobos di sela-sela pohon membuat aura pagi begitu sempurna. Andai peristiwa itu dibekukan dan ditempelkan di sebuah kanvas, pastilah itu sebuah lukisan keindahan alam yang sempurna. 

 

Sayangnya, hari itu akan menjadi hari yang sedih baginya. Saat menebang sebuah pokok pohon yang berada di pinggir sungai, kapaknya terlepas dari tangannya dan jatuh ke dasar sungai. Segera dia terjun ke sungai, menyelam ke dasarnya, mencari kapaknya. 

 

Hingga habis tenaganya, kapak itu tetap tak ditemukan. Entah berapa kali dia sudah menyelam sungai itu. Kapak besi kesayangan itu seperti raib ditelan lumpur dasar sungai.

 

Membayang di benaknya hari-hari ke depan. Tanpa kapak besinya, bagaimana dia akan memberi kehidupan keluarganya. Dengan cara apa dia bisa menebang pohon?

 

Dalam keletihan dan keputusasaan, doa adalah satu-satunya cara yang dia tahu. Hanya kepada Tuhan dia mengadu.

 

Dengan baju yang kotor dan basah kuyup, dengan air mata yang tersapu oleh air sungai, dalam diam yang teramat dalam, dia adukan kesedihannya kepada Tuhan. 

 

Tiba-tiba, sebuah keajaiban datang. Sesosok malaikat utusan Tuhan turun dari langit. Sang malaikat mengabarkan kepada laki-laki itu bahwa doanya didengar Tuhan. Sang malaikat kemudian turun ke sungai untuk mengambilkan kapak. 

 

Sang malaikat kemudian menyodorkan sebuah kapak perak yang mengkilat indah. Laki-laki itu menolaknya sambil berkata, "Itu bukan milikku".

 

Sang malaikat kembali turun ke sungai dan kembali dengan sebuah kapak emas yang sangat indah. Kembali laki-laki itu menolaknya dengan perkataan yang sama, "Itu bukan milikku." 

 

Sang malaikat kembali turun ke sungai untuk mengambilkan kapak laki-laki tua itu. Ketika melihat malaikat muncul di permukaan sungai sambil menenteng sebuah kapak besi hitam dengan gagang kayu ala kadarnya, spontan wajah laki-laki itu sumringah. "Inilah kapakku," katanya kepada malaikat. Tak lupa dia mengucapkan terima kasih.

 

Atas kejujurannya, malaikat memberikan kapak perak dan kapak emas itu kepadanya. Sebelum terbang kembali ke langit, sekali lagi laki-laki itu mengucapkan terima kasih. Tak lupa dia menitipkan salam ke Tuhan. 

 

 

*** 

 

Kisah di atas memberi pelajaran kepada kita tentang makna sebuah integritas. Integritas adalah sebuah kualitas pribadi untuk bertindak jujur dan konsisten sesuai dengan prinsip moral yang diyakininya. Itu berarti ada konsistensi antara tindakan dengan nilai dan keyakinan yang dimiliki.

 

Orang yang memiliki integritas akan bertindak jujur. Integritas akan mengarahkan seseorang dalam keseluruhan tindakan hidupnya. Artinya, perkataan yang keluar dari mulut, keputusan yang diambil, perilaku yang ditindakkan, semuanya sesuai dengan nilai-nilai yang diyakininya.

 

Karena itu, integritas akan membuat orang selalu bertindak di atas prinsip moral. Dia menjadi pribadi terpercaya karena apa yang dikatakan sesuai dengan yang dikatakan. 

 

Mengapa kita perlu punya integritas? Agar mendapatkan kapak perak dan kapak emas?  

 

Orang yang memiliki integritas akan memiliki kehidupan yang positif, baik untuk dirinya maupun orang lain. Dalam hidup, terlalu banyak hal baik yang hancur sia-sia dikarenakan hilangnya integritas. Banyak hal baik rusak karena dipegang oleh orang-orang yang tidak memiliki integritas.

 

Bayangkan, apa yang terjadi jika seorang guru tidak memiliki integritas. Dia mengajarkan kejujuran, tapi dia bukanlah teladan kejujuran. Ini tidak hanya berlaku bagi seorang guru, ini juga berlaku bagi kita semua, tak peduli siapa kita dan jabatan apapun yang kita miliki.

 

Integritas akan mendorong kita untuk jujur dan bertanggung jawab. Bayangkan jika kita tidak memiliki kejujuran dan tanggung jawab dalam hidup ini. Tak peduli apakah kita hanya seorang penebang kayu atau kita pejabat, tanpa integritas, segala hal baik akan berubah menjadi rangkaian kerusakan.

 

Kata orang bijak, "Jangan terlalu khawatir dengan kehormatanmu. Khawatirlah dengan karaktermu. Integritas memiliki ganjarannya sendiri."


Editor: Sumber: Arina.id

Fotografer: -