Berita
Momentum Sumpah Pemuda, BLA Semarang Ajak Guru Agama Rawat Moderasi Beragama
Penulis
Semarang (BMBPSDM)---Dalam momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97, Balai Litbang Agama (BLA) Semarang menyelenggarakan Seminar Penguatan Moderasi Beragama dan Ekoteologi bagi Guru Pendidikan Agama se-Kabupaten Kudus.
Dalam sambutannya, Kepala BLA Semarang, Moch. Muhaemin, mengatakan bahwa pelaksanaan seminar bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda memiliki makna simbolik yang kuat.
“Kita memperingati tonggak historis di mana keragaman bahasa, nusa, dan bangsa diikat menjadi satu. Semangat persatuan inilah yang menjadi jiwa dari seminar kita, yaitu Penguatan Moderasi Beragama dan Ekoteologi,” ujarnya di Aula SMA NU Ma’ruf Kudus, Selasa (28/10/2025).
Muhaemin menjelaskan, moderasi beragama merupakan wujud nyata dari semangat Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa. Menurutnya, perbedaan keyakinan bukanlah sumber perpecahan, melainkan kekuatan bangsa yang perlu dirawat bersama.
“Tugas para guru agama adalah bergerak dan bersatu, sebagaimana tema Sumpah Pemuda tahun ini, Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu, untuk terus menanamkan nilai-nilai moderasi di tengah masyarakat,” tambahnya.

Lebih lanjut, Muhaemin menyoroti pentingnya guru agama sebagai garda terdepan dalam menjaga kerukunan sosial dan kelestarian alam. Ia menyinggung hasil Riset Indeks Kota Toleran (IKT) Setara Institute, yang menunjukkan adanya penurunan skor toleransi nasional dari 5,06 pada tahun 2023 menjadi 4,92 pada tahun 2024.
“Angka ini menjadi peringatan bagi kita semua bahwa di tengah derasnya arus informasi yang memecah belah, guru agama tidak boleh berdiam diri. Kita harus terus bergerak untuk mencegah polarisasi sosial,” tegasnya.
Sementara itu, riset internal Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, yang kini bertransformasi menjadi Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM, mencatat Indeks Penerimaan Umat Beragama terhadap Keragaman Budaya mencapai 76,2 poin, berada dalam kategori tinggi/moderat.
"Ini adalah modal sosial yang besar. Melalui seminar ini, kita ingin memastikan nilai-nilai tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), dan tasamuh (toleran) terus tumbuh di lingkungan sekolah,” jelas Muhaemin.
Selain aspek sosial, seminar ini juga menyoroti dimensi ekoteologi, yaitu pendekatan teologis terhadap pelestarian lingkungan. Muhaemin menegaskan, menjaga bumi adalah bagian dari semangat cinta tanah air yang sejalan dengan nilai-nilai keagamaan. Merujuk pada hasil riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menemukan bahwa program berbasis keagamaan seperti gerakan “sedekah sampah” mampu mengumpulkan rata-rata 350 kilogram sampah setiap bulan.
“Ini bukti bahwa nilai-nilai agama dapat menggerakkan aksi nyata untuk kelestarian alam,” ungkapnya.
“Seminar ini adalah ruang bagi kita untuk memperbarui ikrar kebangsaan: satu bahasa persatuan dalam berdialog, satu bangsa Indonesia dalam moderasi beragama, dan satu tanah air dalam aksi ekoteologi,” tambahnya.
Terakhir, Muhaemin juga mengapresiasi kepada Kepala Kantor Kementerian Agama, Kepala Disdikpora, serta Kepala SMA NU Ma’ruf Kudus atas sinergi dan dukungan dalam pelaksanaan kegiatan ini. Ia berharap momentum Sumpah Pemuda 2025 juga menjadi “Sumpah Guru Agama” untuk mencetak generasi muda yang cerdas, moderat, dan peduli lingkungan.
“Melalui semangat Sumpah Pemuda, mari kita jadikan momentum ini sebagai tekad bersama untuk melahirkan generasi penerus yang mencintai tanah air, menghargai perbedaan, dan menjaga bumi pertiwi,” pungkas Muhaemin.
Seminar ini terselenggara atas kerja sama antara BLA Semarang, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus, Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kudus, serta SMA NU Ma’ruf Kudus.
Editor: Barjah
Fotografer: M. Fathurrozi
Terkini
Indeks Literasi Kitab Suci 2025: Potret Layanan Keagamaan Berdampak
29 Oct 2025
Berita
Data Jadi Basis Kebijakan, Skor Indeks Keberagamaan Mahasiswa PTKI 88,40
29 Oct 2025
Berita
Apa Makna di Balik Transformasi Balai Litbang Agama?
29 Oct 2025
Berita
Tantangan Menuju Scopus: Jurnal 'Harmoni' Diingatkan Waspadai Plagiasi dan Tingkatkan Mutu Reviu
29 Oct 2025
Berita
Kongres PMMBN 2025: Kaban Dhani Tegaskan Pentingnya Sikap Ini!
28 Oct 2025
Berita
Berita Lainnya
Indeks Literasi Kitab Suci 2025: Potret Layanan Keagamaan Berdampak
29 Oct 2025
oleh Dewi Ayu Indah Diantiningrum
Data Jadi Basis Kebijakan, Skor Indeks Keberagamaan Mahasiswa PTKI 88,40
29 Oct 2025
oleh Ali Musthofa Asrori
Apa Makna di Balik Transformasi Balai Litbang Agama?
29 Oct 2025
oleh Bayu Muhardianto
Tantangan Menuju Scopus: Jurnal 'Harmoni' Diingatkan Waspadai Plagiasi dan Tingkatkan Mutu Reviu
29 Oct 2025
oleh Abas
Kongres PMMBN 2025: Kaban Dhani Tegaskan Pentingnya Sikap Ini!
28 Oct 2025
oleh Nurlaila Azzahro