Memuat...

BMBPSDM Kementerian Agama RI

Memuat halaman...

Layanan Disabilitas

Ukuran Teks

Kontras

Pembaca Teks

Berita

Pustrajak PBA Mantapkan Draf Akhir Buku Ekoteologi Kementerian Agama

Barjah

Penulis

Selasa, 14 Oktober 2025
Pustrajak PBA Mantapkan Draf Akhir Buku Ekoteologi Kementerian Agama
Uji publik penulisan buku ekoteologi Kementerian Agama RI tahap kedua di Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Jakarta (BMBPSDM)---Pusat Strategi Kebijakan Pembangunan Bidang Agama (Pustrajak PBA) Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) kembali melaksanakan Uji Publik Penulisan Buku Ekoteologi Kementerian Agama RI. Pada tahap kedua ini, menghadirkan para pakar dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) perguruan tinggi, Penasihat Ahli Menteri Agama, serta Koordinator Green Faith Indonesia.

Dalam arahannya, Plt. Kepala Pustrajak PBA, Rohmat Mulyana Sapdi menyebutkan bahwa tahap ini memasuki penghujung pengerjaan. Ia berharap tidak ada lagi perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan. 

“Pekerjaan penyusunan buku ini memerlukan perjuangan yang luar biasa. Saya mengapresiasi tim yang sudah menuangkan pikirannya dalam bentuk tulisan buku Ekoteologi,” ucarnya di Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Menurut Rohmat, secara konseptual ekoteologi itu memuat isu strategis dan langkah-langkah yang harus dilakukan terkait kebijakan dalam wilayah praksis, sampai pada roadmap-nya yang lengkap. 

Uji publik penulisan buku ekoteologi Kementerian Agama RI tahap kedua di Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Sementara itu, Penasihat Menteri Agama, Budhy Munawar Rahman, dalam paparannya menyebutkan bahwa meskipun draf buku Ekoteologi ini belum final. Ia meyakini penyusunannya sudah sampai pada tahap penyelarasan akhir. 

“Pemikiran awal dalam Peta Jalan Ekoteologi ini diharapkan dapat memperkuat kesadaran bahwa manusia dan bumi memerlukan sinergi antara kesadaran spiritual, pengetahuan ilmiah, dan aksi nyata yang berpihak pada kelestarian lingkungan,” tegas Budhy.

Menurut Budhy, buku ini menjadi kebijakan ekoteologi bersifat transformatif, bukan sekadar pembelajaran ekoteologi di kampus atau aktivitas lingkungan di pesantren. “Buku ini berupaya meramu panduan yang memadukan iman, ilmu, dan amal -tiga kata kunci penting dalam membangun panduan ekoteologi,” terangnya.

“Pendekatan yang digunakan dimulai dari permasalahan, mengikuti pendekatan teologi sosial. Ekoteologi transformatif ini diarahkan untuk melahirkan pola hidup dan kebijakan yang berpihak pada keberlanjutan,” sambungnya.

Baca Juga: Buku Ekoteologi Kemenag Ditargetkan Rampung Oktober 2025

Langkah-langkahnya antara lain mengembangkan liturgi, ritual, atau upacara keagamaan yang menegaskan kepedulian terhadap lingkungan, mendorong kebijakan publik berbasis etika ekologis, serta membentuk komunitas lintas agama yang peduli pada kelestarian bumi.

Mengakhiri paparannya, Budhy kembali menegaskan bahwa peta jalan yang diuraikan dalam buku Ekoteologi dapat menjadi kompas bagi seluruh pemangku kepentingan keagamaan di Indonesia untuk bergerak bersama dalam menjaga bumi.


Editor: Barjah

Fotografer: -