Berita
Melampaui Stigma: Santri Garda Depan Peradaban di Era Disrupsi
Penulis

Jakarta (BMBPSDM)---Pada momentum Hari Santri Nasional 2025, Pusat Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia (Pusbangkom SDM) Pendidikan dan Keagamaan Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama menyelenggarakan diskusi daring bertema “Santri Mengabdi untuk Negeri" di Ciputat, Rabu (21/10/2025).
Diskusi ini menghadirkan tiga narasumber utama yang membahas berbagai tantangan, adaptasi, dan peran penting santri di tengah arus modernisasi, yaitu Ketua Pondok Pesantren Luhur Attaqofah Dr. K.H. Muhammad Imam Sofwan Yahya, Direktur Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) Kiai Sarmidi Husna, M.A., serta salah seorang santri berprestasi, Ananda Muhammad Syihab Nawaf.
Dalam paparannya, K.H. Muhammad Imam Sofwan Yahya menyoroti peran pesantren yang kini berjumlah lebih dari 41.000 dan tengah berhadapan dengan disrupsi teknologi serta tantangan moral. Ia juga menanggapi framing negatif media yang kerap menarasikan stereotip feodalisme di lingkungan pesantren.
“Hubungan antara santri dengan kiai itu bukan relasi industri, melainkan relasi intelektual dan akademik. Praktik gotong-royong di pondok adalah pembangunan karakter, bukan perbudakan, dan dilakukan bersama-sama di lingkungan asrama,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Pesantren Luhur Attaqofah telah melakukan berbagai transformasi untuk menjawab tantangan zaman, di antaranya menerapkan manajemen digital dalam kegiatan belajar mengajar dan pengelolaan internal. Ia menegaskan bahwa alumni santri wajib memegang teguh dua peran utama di masyarakat, yakni Peran Keilmuan (Dauran Ilmiyah) dan Peran Moral atau Integritas (Dauran Akhlakiyah).
Pilar Bangsa dan Islahul Ummah
Senada dengan itu, Kiai Sarmidi Husna menekankan bahwa pesantren merupakan pilar utama yang telah membantu negara menyiapkan generasi penerus bangsa sejak masa awal berdirinya.
Menurutnya, santri memiliki tanggung jawab besar dalam melaksanakan Islahul Ummah (perbaikan umat), yang tidak hanya terbatas pada bidang akidah, tetapi juga mencakup perbaikan di sektor ekonomi, sosial, dan lingkungan --seperti munculnya konsep ekopesantren dan pesantren entrepreneurship.
“Orang saleh itu baik untuk dirinya sendiri, tetapi kiai dan santri harus menjadi muslih, yakni mereka yang mampu melakukan perubahan dan membuat orang lain menjadi saleh,” jelasnya.
Kiai Sarmidi juga berpesan agar para santri menjadi insan profesional di bidang apa pun, dengan menjadikan profesionalisme sebagai kunci kebermanfaatan.
“Allah Swt. menyukai salah satu di antara kalian apabila bekerja dengan profesional,” pesannya.
Fokus Santri Muda: Agama dan Teknologi
Sementara itu, Ananda Muhammad Syihab Nawaf memberikan pandangan dari perspektif generasi muda. Menurutnya, santri tidak boleh meninggalkan fokus pada ilmu agama, namun juga harus mengikuti perkembangan zaman.
“Jika santri hanya mengandalkan teknologi mulut ke mulut, pengaruhnya akan mudah hilang di tengah gencarnya framing buruk terhadap pesantren yang dilakukan melalui teknologi,” ujar Syihab.
Santri yang meraih juara pada Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional 2025 ini menegaskan bahwa santri harus menguasai teknologi sebagai alat untuk menyebarkan nilai-nilai agama dan melawan narasi negatif tentang pesantren.
Di akhir diskusi, para narasumber sepakat bahwa santri dan pesantren adalah urat nadi peradaban bangsa. Mereka menegaskan bahwa memegang teguh tradisi lama yang baik sambil mengadopsi hal baru yang lebih baik (al-muhafazhah ‘ala al-qadim al-shalih wa al-akhdzu bil-jadid al-ashlah) merupakan kunci pengabdian santri untuk kemajuan negeri.
Editor: Barjah dan Abas
Fotografer: -
Terkini

UIN SGD Bandung Buka Program Magister Baru, Siap Cetak Lulusan Unggul
23 Oct 2025
Berita

Buku Ekoteologi: Mengamalkan Dharma, Menghidupkan Ecoreligiocultural
23 Oct 2025
Opini

Semangat Tanpa Batas, Edwinsya Buktikan Disabilitas Bukan Halangan untuk Mengabdi
22 Oct 2025
Berita

Menag: Kesantunan Bangsa Indonesia Lahir dari Tradisi Pesantren
22 Oct 2025
Berita

Langit Berbahasa, Langit Bercerita
22 Oct 2025
Opini
Berita Lainnya

UIN SGD Bandung Buka Program Magister Baru, Siap Cetak Lulusan Unggul
23 Oct 2025
oleh Sri Hendriani

Semangat Tanpa Batas, Edwinsya Buktikan Disabilitas Bukan Halangan untuk Mengabdi
22 Oct 2025

Menag: Kesantunan Bangsa Indonesia Lahir dari Tradisi Pesantren
22 Oct 2025
oleh Humas Kemenag

Kado Hari Santri, Presiden Setujui Pembentukan Ditjen Pesantren
22 Oct 2025

Dari Pesantren, Lahir Generasi Berakhlak dan Cerdas
22 Oct 2025
oleh Zakiatu Husnil Fuada Harahap