Loading...

Memuat halaman...

Berita

BMBPSDM Hadirkan Dialog dari Hati: Pendidikan Tak Boleh Lepas dari Cinta

Halimah Dwi Putri dan Umam

Penulis

Senin, 08 September 2025
BMBPSDM Hadirkan Dialog dari Hati: Pendidikan Tak Boleh Lepas dari Cinta
Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama kembali menggagas diskusi yang mempertemukan praktisi pendidikan, akademisi, hingga mitra internasional dalam Dialog dari Hati: Kurikulum Berbasis Cinta (KBC).

Ciputat (BMBPSDM)---Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama kembali menggagas diskusi yang mempertemukan praktisi pendidikan, akademisi, hingga mitra internasional dalam Dialog dari Hati: Kurikulum Berbasis Cinta (KBC).

 

Dalam keterangannya, Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi SDM Pendidikan dan Keagamaan (Pusbangkom SDM PK), Mastuki, menegaskan bahwa KBC bukan sekadar kurikulum teknis, melainkan paradigma pendidikan yang menempatkan cinta, pandangan positif, dan kebahagiaan sebagai fondasi.

 

“Pendidikan harus menumbuhkan jiwa peserta didik, bukan hanya mengisi pikiran dengan pengetahuan. Dengan cinta, madrasah akan mampu melahirkan generasi berkarakter sekaligus kompeten,” ujarnya di Ciputat, Minggu (7/9/2025).

 

 

Presiden Direktur Mizan Group, Haidar Bagir, memberikan pandangan tentang KBC. Menurutnya, cinta merupakan ruh sejati dalam pendidikan. “Guru tidak hanya bertugas mentransfer ilmu, melainkan juga menyalakan semangat dan kasih sayang,” terangnya.

 

“Tanpa kehadiran cinta, proses belajar akan kehilangan makna terdalamnya. Saya mengajak madrasah untuk menjadikan suasana belajar sebagai pengalaman hidup yang membahagiakan, bukan sekadar kewajiban,” sambungnya.

 

Sementara itu, Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama, Nyayu Khodijah, menekankan bahwa KBC sudah menunjukkan indikator keberhasilan awal dalam penanaman nilai karakter dan peningkatan mutu pembelajaran.

 

Baginya, KBC bukan hanya gagasan, melainkan panduan konkret yang perlu terus disesuaikan dengan kebutuhan guru dan siswa. “Diperlukan keseriusan semua pihak agar KBC benar-benar menjadi instrumen penguatan mutu madrasah yang responsif terhadap tantangan global,” tegasnya.

 

Senada dengan Nyayu, Konsultan Program INOVASI Fase III, Abdul Munir, menegaskan dukungan nyata dari program kemitraan Australia–Indonesia yang telah berjalan sejak 2016 dan kini memasuki fase ketiga hingga 2031.

 

Menurutnya, INOVASI siap mendampingi Kemenag dalam implementasi KBC, baik melalui bantuan teknis, penyusunan kerangka monitoring dan evaluasi, maupun pengembangan instrumen yang dibutuhkan. “Langkah konkret kami dengan rencana piloting implementasi KBC di 40 madrasah,” terangnya.

 

Dari piloting ini, lanjut Munir, diharapkan akan terlihat efektivitas modul, pola pelatihan, hingga dampaknya terhadap hasil belajar siswa. Selain itu, dengan pengalamannya, INOVASI menunjukkan bahwa guru membutuhkan panduan praktis yang mudah diterapkan serta dukungan komunitas belajar yang kuat.

 

Dipandu Muhtar Ahmad dari Numeracy and Digital Solution Specialist, diskusi menghasilkan pandangan inspiratif dan rencana nyata dalam mencetak generasi bangsa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kaya kasih sayang, berkarakter kuat, dan siap menghadapi tantangan masa depan.


Editor: Rizki Dewi Ayu

Fotografer: Cut Soraya Dewi